Juara Pertama Lomba Karsa Cipta Nasional di Kalimantan

Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ditasbihkan sebagai Juara Pertama Lomba Karsa Cipta Nasional dalam Pejuang Inovasi Nasional di Institut Teknologi Kalimantan (5 – 8/11/2018). Juara kedua berturut-turut diraih oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember dan  juara ketiga diraih oleh Universitas Bangka Belitung dan juara harapan 1 diraih oleh Universitas Indonesia Perwakilan untuk ajang ini adalah Rizal Justian Setiawan (Pendidikan Teknik Mesin), Ahmat Prabowo (Pendidikan Teknik Otomotif) dan Arum Sari Wati (Pendidikan Bahasa Indonesia). 

Pada lomba karsa cipta nasional ini, mahasiswa UNY menciptakan prototipe yang dinamai Automatic Dimmer of Street Light berbasis Infra Red Sensor dengan Sistem Pemantauan Terintegrasi Internet of Things (IoT). Inovasi ini dikembangkan sebagai upaya untuk penghematan listrik di jalan raya pesisir selatan Yogyakarta.

Ahmat Prabowo selaku ketua tim menyatakan bahwa prototipe ini berguna untuk menciptakan energi hemat di Daerah Istimewa Yogyakarta. “Saya sebagai orang asli Yogyakarta sangat mencintai tanah kelahiran saya ini sehingga kami ingin turut berkontribusi melalui inovasi karena sebagai mahasiswa dengan latar belakang keteknikan kami mesti siap melakukan terobosan baru demi kemajuan bangsa,” ujar Ahmat.

“Berdasarkan pengamatan lapangan kami, di pesisir pantai selatan setelah jam 21.00 sudah tidak ada lagi lau lalang kendaraan atau orang yang melintas namun lampu-lampu penerangan jalan masih menyala sehingga menurut kami itu dapat berdampak pada pemborosan energi” ujar Ahmat.

“Dari hal itu, kami mencoba menyuguhkan suatu alat yang mampu mengurangi luminitas dari lampu hingga 45% sehingga lampu akan nyala dengan terang jika banyak orang atau kendaraan yang melintas. Sedangkan jika tidak ada orang atau kendaraan yang melintas maka lampu akan menyala redup,” jelas Ahmat.

“Kami menggunakan sistem kendali berbasis Internet of Things yang memungkinkan kami untuk memantau kinerja alat Automatic Dimmer ini kareana kita diketahui bahwa peralatan elektronik rentan mengalami kerusakan karena lokasi dan kondisi di pesisir selatan yang sangat berpotensi terjadinya badai,” tambah kemompok ini.