Mempertajam Bidang Elektro, Elektronika, Informatika, & Pendidikan vokasional dalam Persaingan Industri 4.0

Revolusi Industri 4.0 tak hanya menghadirkan sisi positif (“the promises”) namun juga negatif (“the perils”) Mau tidak mau, siap tidak siap, Indonesia akan “ditelan” oleh revolusi yang ditopang oleh teknologi-teknologi abad 21 seperti machine learning, artificial intelligence, internet of things, hingga 3D printing ini. Bidang Elektro, Elektronika, Informatika, dan Pendidikan vokasional tentu diharapkan menjadi solusi untuk bertahan dan memenangkan persaingan era disruptif ini, Sehingga Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika, Informatika dan Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Yogyakarta menyelenggarakan The International Conference on Electrical, Electronics, Informatics, and Vocational Education (13/09-2018) di Digital library bersama Universitas Amikom sebagai Co-Host.

Mengusung tema “Sharpening the Capability of Electrical, Electronics, Information Engineering, and Vocational Education Toward Industry 4.0”, Konfrensi ini mencoba menggali ide dan menawarkan solusi dalam pengembangan pendidikan teknik elektro, elektronika, informatika, dan pendidikan kejuruan di Indonesia demi mengedepankan skill for competitiveness.

Dr. phil. Rachmatul Irfan, ketua panitia, dalam laporannya menuturkan bahwa Menghadapi dunia kerja yang perubahannya tidak lagi dapat diprediksi secara liner terlebih menghadapi I 4.0 era, sudah semestinya bidang Elektronika, Informatika dan Pendidikan Teknik Elektro, sebagai tumpuan dalam menghadapi tantangan ini, mulai menyesuaikan dengan berbagai perubahan agar siap melayani para peserta didik yang berasal dari generasi milenial dari sisi pedagogi sekaligus pengaruh digitalisasi pada teknologi di dunia kerja.

Konferensi ini menghadirkan dua pembicara utama yakni, Prof. Gwo-dong Chen, Ph.D., dari Taiwan yang mengenalkan tentang Digital Theater for Drama based Learning, yakni Teater Digital untuk pembelajaran berbasis drama dengan membangun sistem Teater Digital yang mendukung pembelajaran kontekstual, situational, dan otentik.

Sedangkan pembicara berikutnya adalah Cho Eunsang, Ph.D., dari Korea Research Institute for Vocational Education and Training yang mempresentasikan tentang “TVET Policy for Employment and Entrepreneurship in Asia Pacific”. Pembicara jebolan Amerika ini telah malang melintang di organisasi internasional, terutama dengan APEC, UNESCO, ILO, dan OECD. Serta menjadi anggota komite penasihat untuk Pengembangan SDM internasional.