Mahasiswa FT UNY ikuti 3rd ASEAN Vocational and Engineering Camp

Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta (FT UNY) kembali mengirimkan delegasinya untuk mengikuti 3rd ASEAN Vocational and Engineering Camp (AVEC) rahun 2018 di UPI, Bandung. Perwakilan dari FT UNY adalah Satria Rizki Ananda  dari Program Studi Pendidikan Teknik Elektro dan Arif Puji Nugroho dari Pendidikan Teknik Informatika.

AVEC merupakan kegiatan di bawah koordinasi The Regional Association for Vocational Teacher Education in East and Southeast Asia (RAVTE) , sebuah asosiasi perguruan tinggi kejuruan di Asia dimana UNY menjadi salah satu anggotanya. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas mahasiswa dan mempertemukan para engineer masa depan melalui proyek desain teknologi serta membangun jalinan kerjasama yang baik antar negara-negara ASEAN.

AVEC 2018 diikuti 32 peserta dari berbagai negara yakni Thailand, Philippines, Bangladesh, Zimbabwe, Malaysia, serta Indonesia yang diwakili oleh UPI, UNY dan UNM.

Menurut Satria, aktivitas program ini sangat menarik. “Di hari pertama kami berkunjung  di dua SMK dengan predikat adiwiyata dan disana kami berusaha mencari kelebihan serta kekurangan sekolah khususnya untuk mengantisipasi dunia industri 4.0 yang nantinya menjadi dasar pengembangan project kami,” ujarnya

“Setelah itu kami mengikuti acara konfrensi internasional dengan merujuk pada isu-isu penting dalam pengembangan guru dan teknologi kejuruan dalam lingkup internasional, tema yang diusung adalah Globalisasi, Tantangan, dan Gangguan di TVET. Disini dibahas tentang bagaimana peran pendidikan kejuruan dalam menghadapi tantangan global yang menimbulkan dampak dan implikasi potensial bagi sistem TVET terutama di era disrupsi ini,” kenang Satria.

“Kemudian kami diajak berbaur dengan peserta-peserta lain dari mancanegara untuk sharing tentang perkembangan pendidikan vokasional masing-masing negara,” ungkapnya.

“Hari berikutnya adalah workshop dari tiga narasumber dimana di akhir sesi kami mempresentasikan project yang sudah kami buat sebelumnya,” cerita Satria.

“Project tiap kelompok berbeda-beda namun semuanya mengacu pada penerapan pendidikan vokasi berbasis eco-school untuk mengantisipasi industri 4.0”

“Selain wawasan tentang pengembangan pendidikan vokasi dan penerapannya di dunia industri, program juga meningkatkan kemampuan komunikasi kami melalui forum diskusi  dengan teman-teman dari negara lain,” tutup Satria. (hryo)