UNY Juara III Lomba Karya Tulis Ilmiah di Semarang

Tim Kresna, delegasi dari UKM Rekayasa Teknologi Universitas Negeri Yogyakarta, dikukuhkan sebagai Juara III Lomba Karya Tulis Ilmiah dalam Indonesia Paper Competition yang diselenggarakan oleh Students Scientist Centre, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang (26/10/2018). Tim Kresna beranggotakan Yeyen Yuristiary, Komang Ari Switara dan Ibnu Pandu Ajie Nugroho dari Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan, Fakultas Teknik.

Indonesia Paper Competition sendiri adalah serangkaian acara dari Scientific Vaganza bidang lomba keilmiahan mahasiswa yang diagendakan tiap tahun oleh Students Scientific Center Keilmiahan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang. Dengan mengangkat tema "Inovasi Generasi Muda Melalui Sains, Teknologi dan Pendidikan dalam Menghadapi Era Disrupsi Indonesia,” kompetisi ini bertujuan untuk mewadahi minat mahasiswa bidang keilmiahan serta memperkuat budaya menulis di kalangan mahasiswa.

Dalam kompetisi ini, tim UNY menyuguhkan konsep ABU GELIIS yakni sebuah gagasan inovasi rumah bambu tahan gempa serta genteng ringan penghasil listrik berbasis termoelektrik. Yeyen Yuristiary, perwakilan tim menjelaskan bahwa konsep ini dilatarbelakangi karena fenomena krisis energi, banyaknya limbah styrofoam serta maraknya korban akibat reruntuhan bangunan, sehingga hal ini mengisnpirasi tim nya untuk menyuguhkan konsep ini.

“Berdasarkan ujicoba yang dilakukan, menunjukkan bahwa perbandingan pembangunan rumah tipe 36 dengan model konvensional, konsep ABU GELIS lebih hemat hingga kisaran 45%,” bebernya. 

Melalui konsep ABU GELIS, kami berharap dapat berkontribusi dalam mengurangi ancaman krisis energi, meminimalisir korban gempa karena renruntuhan bangunan serta mengurangi limbah Styrofoam di lingkungan sekitar.

“Setelah melalui tahap pengujian dalam kompetisi ini, kami juga mendapat masukan yang sangat berharga dari dewan juri yakni untuk mengkaji lebih lanjut mengenai jarak pemasangan termoelektrik agar dapat menghasilkan energi listrik yang optimal,” tutup Yeyen. (hryo)