Robot Penari Klono Topeng Gaya Yogyakarta Karya Mahasiswa Teknik Elektro

Dalam rangka menyelesaikan Proyek Akhir, dua mahasiswa Prodi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, Taufiqurrohman Noor dan Hendry Setyo Prabowo, menciptakan robot otomatis penari Klono Topeng gaya Yogyakarta. Proyek Akhir dibawah bimbingan Dosen FT UNY, Sigit Yamtono, M.T ini dapat bekerja secara otomatis untuk melakukan berbagai gerakan yang terdapat dalam tarian Klono Topeng.

Robot otomatis penari klono topeng ini terdiri dari bagian mekanik dan elektronik. Bagian mekanik terdiri dari kerangka robot dan gearing pada servo sedangkan bagian elektronik terdiri dari kontroler utama dan kontroler paket pada masing-masing servo agar robot dapat bekerja dengan baik maka setiap komponen harus dapat bekerja dengan baik sesuai dengan karakteristiknya.

Hendry menjelaskan, Robot otomatis penari Klono Topeng gaya Yogyakarta dibentuk sesuai dengan bentuk tubuh manusia dengan dimensi Tinggi 55cm dan Lebar 10 cm, yang terdiri dari 1 kepala, 2 tangan, 1 badan robot, dan 2 kaki. “Gerakan Tariannya adalah robot berjalan, bergerak ke samping kanan dan samping kiri, melakukan gerakan tarian dengan tangan, layaknya seorang penari Klono Topeng, diawali dengan gerakan salam pembuka, gerakan tanjak, gerakan seblak sampur, gerakan trecek, gerakan klat bahu, ngurai rikmo (mengurai rambut), berhias dan nimang”, jelasnya.

Lebih mendetail Taufiq menjelaskan tentang gerak tari robot karyanya yang mana setelah musik dimulai robot melakukan gerakan salam pembuka diikuti dengan gerakan tanjak kanan dan seblak sampur, kemudian robot berjalan menuju zona selanjutnya. “Pada lintasan seblak, robot harus dapat berjalan maju diikuti dengan gerakan seblak yaitu gerakan tangan kanan atau kiri membuka sambil mengibaskan sampur. Saat gerakan seblak sampur kanan, tangan kanan bergerak membuka sambil mengibaskan sampur sedangkan tangan kiri menekuk kedalam dengan telapak tangan didepan dada, gerakan seblak sampur ini dilakukan secara bergantian kiri dan kanan minimal dua kali”, tambahya.

“Kemudian pada lintasan trecek, robot melakukan gerakan kaki trecek kanan atau kiri. Gerakan trecek kanan yaitu gerakan kaki melangkah ke kanan diikuti oleh kaki kiri atau sebaliknya. Saat gerakan trecek kanan posisi tangan kanan menekuk didepan dada dan tangan kiri lurus dengan posisi bahu membuka, demikian pula sebaliknya”, terangnya.
“Dilanjutkan dengan melakukan gerakan tanjak kanan, robot melakukan sebanyak 5 kali gerakan, setiap gerakan memiliki kecepatan waktu yang berbeda-beda. Setelahnya, gerakan klat bahu, yaitu dengan mengangkat atau menggerakkan kedua bahu ke atas pada tangan robot dengan posisi tangan tetap berada dibawah sehingga hanya bagian bahu saja yang terangkat ke atas. Lalu, gerakan ngurai rikmo yaitu dengan menggerakkan kedua tangannya ke arah kepala secara bergantian. Kemudian, gerakan berhias yaitu dengan menggerakkan kedua tangannya kearah depan atau kearah badan bagian depan dengan telapak tangan menghadap ke badan dan dilakukan secara bergantian.Setelah itu, gerakan nimang, dengan cara menggerakkan kedua tangannnya ke bagian depan badan sedikit condong ke samping badan dan dilakukan secara bergantian, kemudian, robot melakukan gerak laku bambangan yang mana  mengutamakan gerakan kaki. Diteruskan dengan gerakan ulap, yaitu robot menggerakkan kedua tangannya secara bergantian kesamping kiri dan kesamping kanan dengan posisi tangan sedikit kearah atas atau kearah bahu dan juga diikuti gerakan kaki berlawanan dengan arah gerakan tangan. Pada gerakan penutup, robot tidak melakukan gerakan apapun, namun tetap dalam keadaan ON sehingga semua motor servo yang ada pada robot tidak bekerja”, ungkapnya.
Saat ini robot sedang dibongkar total dalam rangka persiapan mengikuti lomba KRSI pada bulan Juni.”beberapa hal yang kami benahi seperti mengganti program karena untuk lomba besok kami akan mengangkat Tari Piring serta kontruksi robot akan kami buat lebih efisien,” pungkas Taufiq. (haryo)