D-Form, Detektor Formalin pada Makanan

Sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menciptakan alat detektor formalin yang diberi nama nama D-Form. Karya ini merupakan hasil riset mahasiswa yang meraih pendanaan riset pada Program Kreatifitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta tahun 2017. Kelompok mahasiswa ini terdiri dari Eko Lukito Saputro, Hernawan Prabowo, Singgih Bekti W, Linda Noviasari dan Bayu Andiko.

Formalin sendiri sebenarnya merupakan cairan pengawet mayat yang sampai sekarang masih digunakan di lingkungan rumah sakit untuk mengawetkan sampel jaringan tubuh manusia dari hasil biopsi atau sampel langsung yang diambil pada saat operasi sebelum diperiksa di laboratorium.

Formalin sangat berbahaya bila terhirup, mengenai kulit dan tertelan. Akibat yang ditimbulkan dapat berupa : Luka bakar pada kulit, Iritasi pada saluran pernafasan, reaksi alergi dan bahaya kanker pada manusia. Dampak formalin pada kesehatan manusia, dapat bersifat akut.

Formalin tidak berwarna dan mempunyai bau yang keras. Penelitian Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menunjukkan bahwa formalin terdapat pada makanan yang sehari-hari dikonsumsi masyarakat, misalnya mie basah, ikan asin, bakso dan tahu. Bahkan terakhir formalin ditemukan pada kikil, makanan favorit sebagian masyarakat Indonesia.

Eko, selaku ketua tim, dari Program Studi Pendidikan Teknik ELektronika menjelaskan bahwa alat ini dapat digunakan untuk mendeteksi kandungan formalin yang terdapat pada makanan. “Pada ujung alat ini terdapat sensor gas yang digunakan untuk mendeteksi kandungan formalin pada suatu makanan.

Alat ini sangat simple dan mudah digunakan. Bentuk alat ini seperti pipa dengan memiliki ujung berupa bahan detector, yang kemudian diolah dengan berbasis jaringan saraf tiruan.

“Seperti yang telah disinggung tadi bahwa ujung alat ini adalah sensor, sedangkan didalam mekaniknya terdapat chip mikrokontroler yang telah deprogram,” terangnya.

“Dengan alat ini kita dapat mengetahui apakah suatu makanan mengandung formalin atau tidak.” ujarnya.

“Namun tidak hanya sebatas itu, alat ini juga dapat merekam histori penggunaan alat secara real time. Karena D-Form dilengkapi dengan GPS dan modul transmisi data. Data penggunaan alat berupa kordinat lokasi yang dapat diakses dengan smartphone android, sedangkan rekaman kandungan formalin juga dapat disimpan,” bebernya.

Diharapkan alat sejenis ini dapat lebih dikembangkan dan digunakan, khususnya untuk penyuluhan makanan sehingga dapat menghindarkan masyarakat dari makanan yang mengandung formalin,” lanjut Eko.

“Diharapkan alat kami dapat menjadi inovasi yang bermanfaat demi menjaga dan meningkatkan kewaspadaan terhadap apa yang kita konsumsi,” harapnya.