Mahasiswa Informatika ikuti BCA TECH DAY

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta (FT UNY) mengikuti BCA TECH DAY di The Alana Hotel & Convention Center, Yogyakarata (10/12-2016). Acara ini ditujukan untuk mahasiswa maupun dosen yang berkecimpung di dunia teknik informatika atau ilmu computer dengan tujuan untuk memperkenalkan aktivitas divisi IT di BCA.

Acara ini diikuti 7 perguruan tinggi baik negeri dan swasta di area Yogyakarta. Dalam event ini mahasiswa FT UNY. dibagi menjadi 3 kelompok yakni kelompok 9, 10, dan 11. Kegiatan yang pertama adalah Explore Tech Land dimana setiap kelompok diminta untuk mengunjungi semua boothcamp yang merupakan subdivisi IT di BCA selama 30 menit secara bergantian. Boothcamp yang disediakan seperti BCA API, Scrum, Application, Fun Facts, Infrastructure & Network.

Kegiatan selanjutnya adalah Tech yang merupakan ajang kompetisi pengembangan atau inovasi ide mengenai produk mobile apps BCA, yakni SAKUKU. Sebelum acara Tech Vation dimulai, kelompok mahasiswa diberi pengarahan mengenai apa saja yang harus dilakukan pada kompetisi ini. Kelompok 9 yang beranggotakan Wenang Herdama Sugiyanto, Deni Kurnianto Nugroho, Fauzi Sholichin dari program studi Pendidikan Teknik Informatika 2013, Taufik Anwar Sholikin, Galih Malela Damaraji, Bintang Muhammad, Muhammad Arif Sulistya, Yuda Prasetya Anggara dari program studi Pendidikan Teknik Informatika 2014, Ratna Mutiara, Mumtaz Fuadi Ahmad dari program studi Pendidikan Teknik Informatika 2015 berhasil meraih juara 2 pada kegiatan Tech Vation ini dan mendapatkan hadiah berupa kartu Flazz BCA dengan saldo Rp 150.000,00 untuk setiap anggota kelompok.

Kelompok 9 memberikan inovasi ide yang diberi nama BCA SMART PAYMENT. Inovasi ini merupakan sebuah ide aplikasi yang bertujuan untuk mengurangi lama antrian ketika pembeli melakukan transaksi pembayaran di kasir dengan mengaplikasikan SAKUKU dari Bank BCA yang dimodifikasi agar dapat melakukan scan barcode barang yang dibeli. “ Jadi ketika pelanggan ingin membeli suatu barang di sebuah Department Store, pembeli tersebut hanya perlu melakukan login menggunakan aplikasi SAKUKU dan melakukan scan barcode yang tertera di setiap barang yang ingin dibelinya,” terang Wenang.

“Setelah selesai melakukan pemilihan barang yang dibeli, pembeli atau pelanggan dapat membayar langsung menggunakan SAKUKU dengan saldo yang ada, jika saldo tidak mencukupi, akan muncul notifikasi peringatan bahwa saldo tidak mencukupi untuk melakukan pembelian,” lanjutnya.

“Setelah pembeli selesai membayar, akan muncul barcode untuk dilakukan verifikasi di kasir. Selain fitur tersebut, BCA SMART PAYMENT juga terdapat fitur payment report untuk meningkatkan manajemen pelanggan dalam berbelanja di setiap bulannya.

Kelompok 10 yang beranggotakan Muhammad Irfan Luthfi dari program studi Pendidikan Teknik Informatika 2011, Fitria Nuri Cahyani, Wahyu Mirad, Rohmad Dwi Jayanto, Arif Hidayat dari program studi Pendidikan Teknik Informatika 2013, dan Verdian Desya Islami, Jumiyati, Setyorini dari program studi Pendidikan Teknik Informatika 2014 memberikan inovasi ide yang diberi nama BCA Tap – Tap. Sedangkan, Kelompok 11 yang beranggotakan Inayati Makrifah, Heru Setiawan, Afdhalul Ihsan Rosyidi dari program studi Pendidikan Teknik Informatika 2013, Anjasmoro Adi Nugroho dari program studi Pendidikan Teknik Informatika 2014 dan Anggie Ayu Wardani dari program studi Pendidikan Teknik Informatika 2015 memberikan inovasi ide yang diberi nama BCA E-Money.

Kegiatan yang terakhir yakni Tech Talk. Kegiatan ini merupakan talkshow mengenai perkembangan teknologi IT di dunia perbankan yang menghadirkan Hermawan Tendean, Executive Vice President Strategic Information Technology BCA. Selama acara ini, juga dibagikan doorprize – doorprize menarik, salah satunya yakni Google Cardboard 3D Glasses.

Fauzi Sholichin, peserta BCA TECH DAY, menyampaikan kesan dan pesan mengenai acara ini, “Dari sekian banyak lomba, ini adalah lomba yang paling asik menurut saya. Dengan jumlah 1 tim hingga 10 orang, tiap tim diuji untuk melakukan brenchmarking product yang telah ada, kemudian mengasah ide yang tidak hanya menghasilkan profit tapi juga kebermanfaatan ekonomi dan social,” ujar Fauzi.

“1 tim, 10 orang dengan ratusan ide yang ada di benak mereka tapi untuk menentukan 1 ide yang terbaik tentu tidak mudah karena ego, serta cara pandang yang berbeda. Jadi event ini tidak hanya mengajarkan tentang kompetisi, tapi lebih menekankan pada kerjasama,” tambahnya.

“Yang saya pelajari adalah bahwa kerjasama adalah modal awal untuk menebar manfaat ditengah masyarakat karena bagaimanapun juga manusia yang baik adalah yang bermanfaat bagi orang lain,”