Meneguhkan Identitas Melalui Fasyen

Manusia masa kini atau sering disebut dengan generasi milenial selalu ingin menunjukkan identitas matang dari hasil evolusi modern namun kadang apa yang ditampilkan hanya bersifat semu dan kenyataanya mereka masih mencari jati diri mereka yang sesumgguhnya. Isu ini diangkat oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Busana (S1) dan Teknik Busana (D3) angkatan 2015 Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta dalam peragaan busana bertajuk Illustration Mature Identity of Modern Evolution-IL MIO ME (11/01/2017). IL MIO ME berasal dari bahasa latin atau kalau dalam bahasa inggris adalah It’s me. Hal ini diwujudkan dalam busana yang ditampilkan dengan menggunakan teknik Transformational Recontruction (TR cutting) dan teknik jahit halus yang sebagian besar penyelesainnya dilakukan menggunkaan tangan atau handmade.

Afif Ghurub Bestari, selaku dosen pengampu mata kuliah menjelaskan bahwa total ada 98 outfit busana karya mahasiswa yang diperagakan mereka sendiri di atas catwalk. Selain itu, ditampilkan pula men’s wear hasil audisi model dengan koreografer mahasiswa yang menempuh mata kuliah Manajemen Peragaan Busana. “Tidak sesederhana yang orang sangka karena mahasiswa mesti menyatukan keahlian membuat busana, mengorganisir event sekaligus memeragakan hasil karyanya sendiri sehingga diperlukan pengetahuan, pembelajaran, keahlian serta kecermatan yang serius untuk mewujudkannya,” ungkap Afif.

“Dengan tercapainya kompetensi di berbagai bidang keahlian tersebut, mulai dari mendesain dan membuat busana hingga promosi, publikasi, mencari sponsor serta mengatur jalannya acara peragaan diharapkan dapat menjadikan para mahasiswa sebagai insan profesional bidang fasyen,” imbuh Afif.

“Acara ini juga dimeriahkan dengan penampilan tim karnaval FT UNY yang telah meraih berbagai prestasi baik nasional maupun internasional seperti juara I World Costume Festival di Filipina pada 2013 dan 2016.

Sementara itu, Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, Dr. Widarto dalam sambutannya saat membuka peragaan ini menuturkan bahwa industri busana menghadapi banyak tantangan dengan massive-nya produk-produk impor busana dari luar negeri maka event ini juga sebagai kontribusi pihak kampus dalam mengangkat marwah produk-produk fesyen lokal. 

Widarto menambahkan bahwa peragaan busana ini bukan peragaan biasa karena juga mendatangkan juri untuk menilai karya yang ditampilkan serta penampilan mahasiswa pada saat memeragakan busana mereka sendiri. 

Menurut Widarto, semua ini dilakukan untuk memastikan pengembangan kompetensi mahasiswa benar-benar sesuai dengan tempatnya.  “Pada akhirnya kami sampaikan selamat kepada seluruh mahasiswa atas proses yang telah dilalui dan karya yang ditampilkan. Terus belajar, dan berkarya semoga pagelaran ini memberi pengalaman yang sangat berharga kepada para mahasiswa dan konsep maupun ide yang ditampilan bisa benar-benar bermanfaat bagi perkembangan fashion Indonesia,” tutup Widarto.