Mesin Penanam Kacang Kedelai

Kebutuhan akan kacang kedelai di Indonesia tiap yahun cenderung meningkat, bahkan tahun 2015 ini mencapai 1,8 juta ton. Namun, hal ini tidak dibarengi jumlah produksi kedelai nasional yang rata-rata hanya mencapai 400.000 sampai 500.000 ton per tahun (Kontan, 2015). Rendahnya produksi kacang kedelai dalam negeri mengakibatkan tingginya jumlah impor kacang kedelai.

Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya produktivitas kacang kedelai di Indonesia yaitu karena jarangnya inovasi teknologi untuk membantu proses cocok tanam kacang kedelai.

Melihat fakta tersebut, mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta yaitu Ilham Surfani dan Aris Munandar (Pendidikan Teknik Mesin angkatan 2013), Esti Windiarti (Pendidikan Teknik Boga angkatan 2012), Lisa Perdana (Pendidikan Teknik Sipil & Perencanaan) serta Intan Ratna (Pendidikan Teknik Mesin angkatan 2012), yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) UNY membuat sebuah alat  yang disebut Q-Dros (Quick Drop Seeder),

Alat ini merupakan mesin penanam kacang kedelai yang praktis dan efisien sebagai alat petani bercocok tanam 

  “Cara kerja Q-Dros yaitu dengan mendorong alat sehingga tanah akan terlubangi oleh batang pelubang  yang ada pada roda, dan kedelai akan jatuh tepat pada lubang dengan bantuan unit pelepas biji dan pengatur arah”, ujar Ilham, sang ketua kelompok.

Ilham menambahkan bahwa para petani kacang kedelai kebanyakan masih menggunakan cara konvensional seperti melubangi lahan yang akan ditanami dengan benda runcing seperti kayu kemudian lubang tersebut dimasuki benih kacang kedelai, tiga sampai lima butir. “Cara tersebut biasa digunakan oleh petani karena cukup sederhana, namun menanam kacang kedelai dengan cara semacam itu dirasa kurang efektif dan efisien serta membutuhkan banyak energi sehingga dampaknya produksi kacang kedelai tidak maksimal”, ujar Ilham.

 

“Alat ini kami ciptakan untuk durasi penanaman benih kacang kedelai”, bebernya

Sementara itu Aris Munandar, anggota kelompok,  menambahkan bahwa Alat ini tidak menggunakan bahan bakar sehingga lebih hemat biaya. “Disamping itu, cara pengoperasiannya juga cukup mudah, saya yakin semua petani mampu mengoperasikanya”, terangnya

“Dari ujicoba yang dilakukan di Area Persawahan desa Sidorejo, Lendah, Kulon Progo, alat ini alat ini mampu menanam 40 m2 perjamnya atau 6 kali lebih cepat dari penanaman secara manual”, ujar Aris Munandar

Menurut pengakuan Bapak Sigit, pemilik sawah di Kulonprogo, penerapan Q-Dros sangat bernanfaat bagi  petan karena alat ini mampu meninggkatkan hasil panen dan ongkos biaya operasional dapat dminimalisir.

Rencana kedepan, alat ini akan kami ajukan untuk memperoleh hak paten. “Serta, beberapa perbaikan akan kami lakukan sehingga harapannya alat ini tidak hanya digunakan untuk menanam kedelai namun juga dapat dimanfaatkan untuk penanaman biji-bijian lainnya seperti jagung, kacang, benih sayuran dan lain-lain, tutup Aris.

Ketika disinggung masalah harga, kelompok ini mematok harga sekitar Rp, 1.000.000 untuk pembuatan alat ini dengan order diatas 30 unit.