Peserta Bimtek Laboran dan Juru Bengkel dibekali Pengetahuan K3

“Kesadaran K3 dalam dunia kerja memang masih rendah di masyarakta kita namun perlu diingat bahwa sebagai pendidik maupun tenaga pendidikan, kita wajib mengajarkan dan meningkatkan kesadaran K3, jika tidak maka kita berdosa”, tutur K.Ima Ismara, M.Pd., M.Kes (In) saat memberikan materi mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) kepada peserta Bimbingan Teknis pengelola Laboratorium/ Juru bengkel SMK di aula lantai III KPLT FT UNY (19/02).

K. Ima Ismara, M.Pd., M.Kes (In) menjelaskan bahwa K3 merupakan sebuah sistem yang bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja. “Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang menghabiskan banyak biaya (cost) perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang yang memberi keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang”, tutur doen yang juga menjabat sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY ini.

“Hal-hal sepele ditempat kerja kita, sebenarnya juga mengandung potensi bahaya bahkan kursi pun bisa memberi ancaman bahaya khusunya untuk badan kita sehingga bila bentuk kursi tidak ergonomis maka akan berbahaya buat tulang belakang kita dan salah satu indikasinya kita menjadi mudah capek saat duduk”, tambah Ima.

Sementara itu Putut Hargiyarto, M.Pd., pada sesi berikutnya memaparkan mengenai pencegahan resiko kebakaran di tempat kerja. “Kesadaran mengenai pentingnya pencegahan kebakaran harus selalu ditingkatkan karena diberbagai tempat selalu ada potensi kebakaran dan tentu dampaknya adalah kerugian yang besar, oleh karena itu perlu adanya identifikasi serta penyusunan rencana untuk melakukan upaya-upaya pencegahan kebakaran”, jelas Putut.

“Dalam pencegahan kebakaran identifikasi jenis, sifat maupun titik nyala bahan yang mudah terbakar merupakan langkah yang utama untuk pencegahan kebakaran serta deteksi dini bila terjadi kebocoran terutama gas”, tambah Dosen Pendidikan Teknik Mesin FT UNY ini.

“Gas Elpiji telah design oleh produsen sehingga mengeluarkan bau yang menyengat, maka bila terjadi kebocoran hidung kita merupakan detektor alami yang sangat ampuh meski perlu juga untuk menggunakan alat-alat detektor kecobocaran lainnya”, bebernya.(hryo)