Prototipe “Mini 3D Printing”

Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta mengembangkan prototipe Mini 3D Printing sebagai media pembelajaran khususnya bagi Program Studi Teknik Mekatronika. Mereka adalah Maruf Wahyu Purnomo, Choirul Abdul Jabar, Ova Maulida dari Program Studi Pendidikan Teknik Mekatronika dan Tiara Wahyunengsi dari Program Studi Pendidikan Teknik Elektro.

3D printing merupakan teknologi yang sedang hits di dunia, terutama bagi bidang yang berkaitan dengan cetak-mencetak.  Printer 3D menghasilkan benda padat bukan seperti mencetak selembar 2D seperti printer biasa. Printer 3D ini telah melengkapi teknologi 2D yang sudah lama digunakan sebagai alat cetak yang hasilnya berupa lembaran dua dimensi.

Berbeda dengan teknologi seperti pada mesin CNC (Computer numerical Control) yaitu substractive manufacturing, 3D printing menganut teknologi additive manufacturing dimana objek terbangun dengan membentuk layer per layer material bukan membuang material seperti laser cutting.

Menurut Maruf, latar belakang pembuatan produk ini, karena Teknik Mekatronika sebagai program studi yang tregolong baru di SMK maupun pendidikan tinggi, memiliki media pembelajaran yang sangat terbatas apalagi bidang 3D printing karena produk yang beredar di pasaran harganya cukup mahal hingga puluhan juta. 

“Prototipe ini diharapkan bisa menjadi perangkat pembalajaran yang mampu membantu siswa dalam meningkatkan kompetensi mereka tentang cara kerja dan aspek 3D printing, terlebih teknologi printing terus berkembang pesat dari waktu ke waktu,” terang Maruf.

Mini 3D Printing yang dikembangkan Maruf dan timnya merupakan prototype mesin 3D Printer dengan banyak fitur yang menggunakan mini PC Raspberry PI berbasis OS Linux sehingga aman dari berbagai virus. “Selain itu, prototype kami juga dilengkapi dengan IoT sehingga bisa dioperasikan secara online atau jarak jauh,” jelasnya.

“Namun, produk kami memang belum sempurna dimana hingga saat ini yang berfungsi baru laser nya, untuk pengembangan hingga benar-benar menyerupai 3D printing kami masih perlu melakukan kalibrasi software dan hardware serta penambahan beberapa komponen seperrti heat bed serta saluran untuk liquid nya,” lanjut Maruf.