Seminar Gemilang Vokasi

 “Salah satu hal yang meski dikembangkan pada kebijakan Pendidikan Vokasi adalah bagaimana memayungi pendidikan vokasi dengan kementerian terkait lainnya diluar pendidikan demi mengoptimalkan peran pendidikan vokasi. Sebagai contoh dengan Kementrian Kelautan karena faktanya banyak sekali SMK Maritim yang terus berkembang di  negeri ini dan sudah semestinya itu diwadahi dan dipayungi juga oleh Kemeterian Kelautan dan Perikanan”, tutur Prof. Ganefri, M.T., Ph.D., Ketua Kopertis Wilayah X, saat menjadi salah satu pembicara utama dalam Seminar Nasional Pendidikan Vokasi (5/02-2014)  di Gedung KPLT FT UNY yang diselenggarakan dalam rangka Dies Natalis ke-54 Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
“Profesor yang pernah menjabat sebagai ketua Aptekindo ini menambahkan tentang salah satu hal yang menjadi sorotan Kementrian dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah rendahnya publikasi ilmiah akademisi indonesia dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara.
“Terutama institusi LPTK publikasi ilmiahnya masih belum memuaskan hingga saat ini sehingga banyak kebijakan dari DIKTI yang terus diorientasikan pada peningkatan publikasi ilmiah”, imbuhnya.
Hal lain yang mengemuka pada sesi diskusi adalah terkait nomenklatur dimana ada pandangan istilah vokasional lebih cocok dari pada vokasi. Prof. Ganefri, M.T., Ph.D., mengamini hal tersebut, menurutnya “memang dengan mengggunakan “vokasi” seolah-olah kita hanya mempelajari jenis-jenis pekerjaan atau identifikasi pekerjaan padahal apa yang kita lakukan adalah menyiapkan siswa untuk bekerja sesuai dengan bidang keilmuannya”, terangnya
“Jadi, bila seorang siswa belajar ilmu komputer artinya dia belajar komputer pada sainsnya atau keilmuannya namun dalam dunia vokasional, kita memandang bagaimana komputer ini dapat digunakan untuk kemajuan atau kepentingan umat”, jelas Guru Besar Universitas Negeri Padang ini.
Sementara itu Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A., saat membuka seminar ini menyoroti bahwa memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN artinya saat ini bisa dikatakan hampir tidak ada batasan batasan antara satu negara dengan negara lain dalam urusan ketenagakerjaan.
“Ketenagakerjaan tentu sangat erat hubungannya dengan pendidikan vokasi dan di Indonesia, pendidikan vokasi berkembang pesat di level secondary dan ini adalah buah kerja leras guru, pegiat kurikulum serta sinergi dengan sektor industri juga berperan penting sehingga SMK mampu menghasilkan lulusan-lulusan yang benar-benar kompeten.
Seminar ini juga menghadirkan narasumber dari pihak industri yakni Manager Training and Development PT Thiess, Tony Borkett yang menyoroti tentang implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Kurikulum Pendidikan Vokasi. Selain dari Thiess, pihak panitia juga menghadirkan Dr. Hassanudin Abdurahman, General Manager of Bussiness Development P.T. Toray Industries Indonesia yang menjelaskan mengenai sistem kerja di Industri manufaktur.
Hadir pula Expert bidang Tourism Development, Dr. Luis Mota yang berbicara tentang peluang dan tantangan untuk kepariwisataan dan Hospitality Education di Indonesia. (hryo)