SMAR WELCO, Inovasi untuk optimalkan Panen Ikan

Yogyakarta, Permasalahan utama yang dihadapi oleh UPT Pengembangan Budidaya dan Pemasaran Perikanan Kabupaten Sleman adalah pengontrolan kadar oksigen air tambak sehingga menyebabkan waktu panen yang lebih lama serta banyak ikan yang mati antara 50 - 80 ekor dalam satu kali masa panen karena kurang suplai oksigen. UPT hanya menggunakan 1 kincir air yang dioperasikan selama 24 jam namun kadar oksigen yang dibutuhkan masih belum tercukupi.

Melihat hal tersebut, sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta yang terdiri dari Bagas Woro Saputra, Aqid Dwi Darmawan, Istiqomah Ayu Mustika, Muhamad Ridwan Sya’bani dan Annisa Nofita Wulandari dibawah bimbingan,  Ariadie Chandra, M.T., mengembangkan SMAR WELCO (Smart Water Wheel Controller). Inovasi ini merupakan teknologi kincir air listrik otomatis menggunakan sistem logika fuzzy dengan sensor cahaya sinar matahari dan sensor suhu sebagai pengontrolnya. 

Alat ini juga dilengkapi dengan alat pengontrol pH otomatis dengan menggunakan solar cell sebagai suplai dayanya. Sensor sinar matahari, sensor suhu dan sensor pH digunakan dalam inovasi ini karena juga memiliki pengaruh besar terhadap suplai oksigen tambak.

Menurut Bagas Woro Saputra, ketua tim, inovasi yang telah mendapat raihan Medali Perak Presentasi dan Perunggu Poster dalam PIMNAS 31-2018 ini memudahkan pembudidaya dalam menyuplai kadar oksigen pada tambak untuk mengoptimalkan hasil budidaya ikan dengan mengurangi jumlah ikan yang mati sebelum dipanen. 

“Selain itu, dengan adanya sistem kontrol ini akan menghemat energi listrik yang dibutuhkan sehingga mempercepat masa panen ikan nila dan mengurangi biaya perawatan kincir air,” ujar Bagas.
Bagas menjelaskan manfaat lain dari inovasi ini adalah mengubah sistem pengontrolan air tambak dari manual ke otomatis sehingga memudahkan mitra dalam mengontrol oksigen terlarut dan kadar pH pada tambak.

“Inovasi kami juga dapat memperpanjang masa pakai komponen kendali dan motor pada kincir air seperti motor listrik untuk kincir air dan Rangkaian Protection Device,” ujar Bagas.

Dari hasil uji coba selama 7 minggu di kolam UPT Pengembangan dan Pemasaran Perikanan  Kabupaten Sleman, SMAR WELCO terbukti dapat menurunkan jumlah ikan yang mati sebesar 72% (47 ekor ) dan menghemat biaya energi listrik sebesar 46% atau  Rp 34. 285,- per hari. “Sehingga secara rill telah menghemat biaya listrik mitra sebesar  Rp 1.714.250,- selama penerapan maka Smar Welco kami akan menghemat biaya energi listrik  Rp 3.119.935,- untuk satu kali masa panen atau Rp 12.479.740,- untuk satu siklus masa panen dalam satu tahun,” terang Bagas. 

Bagas dan timnya SMAR WELCO dapat digunakan secara luas diseluruh tambak perikanan seperti tambak udang, ikan koi, ikan hias dan lain sebagainya. “Karena dengan memperkecil energy listrik yang diguakan maka akan mendukung program hemat energi dari pemerintah serta membantu perekonomian nelayan Indonesia,” tutup Bagas