Wakili DIY, Tim Karnaval FT UNY Tampil Dalam Parade Busana Daerah Nasional ke-X TMII

Jakarta–Tim Karnaval Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta ditunjuk sebagai delegasi dari Daerah Istimewa Yogyakarta untuk memeriahkan acara bertaraf nasional, yaitu Parade Busana Daerah Tingkat Nasional ke-10 Taman Mini Indonesia Indah (28/10/2018). Event ini diadakan dalam rangka perayaan ulang tahun Taman Mini Indonesia Indah (TMII) sekaligus untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda. Parade busana daerah tahun ini diikuti oleh 15 provinsi yang ada di Indonesia seperti Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Sumatera Barat, Jawa Barat, Papua Barat dan beberapa provinsi lainnya.

Afif Ghurub Bestari, M.Pd., dosen pembimbing Tim Karnaval FT UNY menjelaskan keikutsertaan timnya dimulai dari penunjukkan dari Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman kemudian menjadi perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta yang didukung oleh penari binaan Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman. “Sehingga pertunjukan yang kami tampilkan di Jakarta adalah kolaborasi yang harmonis antara fashion show dan tari,” jelas Afif Ghurub.

Parade Busana Daerah ini diawali dengan penerimaan kontingen Parade Busana Daerah Tingkat Nasional ke-X TMII tahun 2018 di Gedung Sasono Langen Budoyo Taman Mini Indonesia Indah Sekaligus penyerahan Piagam Penghargaan dari Direktur Utama Taman Mini Indonesia Indah yang diserahkan oleh Manajer Program Budaya Taman Mini "Indonesia Indah" Ibu Ir. Dra. Ertis Yulia Manikam. “Satu hari berselang, seluruh 15 kontingen dari berbagai provinsi tampil maksimal dengan beragam kreativitas busana menunjukkan potensi daerahnya masing-masing,” kenang Afif Ghurub.

Afif Ghurub menceritakan bahwa timnya menampilkan busana yang mayoritas terbuat dari bahan daur ulang sebagai persyaratan utama dari panitia penyelenggara. “Selain menggunakan bahan daur ulang, busana yang ditampilkan tetap menggunakan kain batik Jogja motif sekar jagad,” imbuhnya.

“Karya kami mengambil sumber ide busana pengantin Kanigaran Jogja namun busana pengantin Kanigaran Jogja ini hanya sebatas dijadikan sebagai sumber inspirasi saja. “Desain yang diciptakan menerapkan prinsip transformasi di mana busana tersebut bisa menjadi dua bentuk/tampilan yang berbeda sehingga dapat dikenakan untuk kesempatan tradisional dan modern,” lanjut Dosen dari Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana Fakultas Teknik Universitas Ngerei Yogyakarta ini.

“Bahan busana kami menggunakan spanduk banner, perca industri konveksi batik, bekas sisa kain tas belanja/seminar, spon matras/karpet bekas, kain bekas kantong terigu industri kue, koran bekas, serta bungkus minuman instan,” bebernya.

“Perwujudan sepasang karya busana ini dapat digunakan sebagai Pageant National Costume atau Duta DIY dalam acara pemilihan duta budaya, acara-acara resmi kedaerahan, parade atau festival maupun karnaval ini menggunakan bahan-bahan daur ulang,” terangnya.

“Busana ini mengandung banyak filosofi bahkan riasan yang diterapkan juga memiliki makna tersendiri, kami mengambil judul ABRA yang dalam bahasa Sansekerta artinya bercahaya atau cemerlang. Bercahaya disini dimaknai sebagai suatu upaya menjaga budaya beserta lingkungan demi kelestarian dan kemashuran bangsa Indonesia, khususnya Daerah Istimewa Yogyakarta,” terang Afif Ghurub.

Dalam perhelatan Parade Busana Daerah ini, Afif Ghurub didampingi oleh tiga mahasiswa Pendidikan Teknik Busana dan Teknik Busana UNY, sepasang model, serta empat penari dan crew. (hryo)