Juara Kategori Tercepat dalam Kompetisi Jembatan Indonesia XIV, 2018

Tim Bimasena dari Divisi Rancang Bangun (DRB) UKM Rekayasa Teknologi UNY berhasil meraih Kategori Tercepat dalam ajang Kompetisi Jembatan Indonesia XIV Tahun 2018, Makassar (29 November – 2 Desember 2018). Pada kompetisi ini Tim Bimasena beranggotakan Ermalia Nur Hidayah (2015), Iwan (2015) serta Lilin Eria Armi (2017) dari Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan dibawah bimbingan Drmono, MT. dan Maris Setyo Nugroho, M.Pd. 

Kompetisi Jembatan Indonesia dibagi menjadi beberapa kategori lomba, yaitu jembatan busur pejalan kaki, jembatan canai, dan jembatan baja. Dari UNY lolos dalam kategori Jembatan Busur Pejalan Kaki. Yang lolos ke tahap final terdapat 8 Universitas, yaitu UNY, ITS, UB, PNJ, UNM, UMM, Polines, dan ITB. Sistem perlombaan ini yaitu, peserta diharuskan untuk membuat sebuah jembatan tipe half through arch bridge untuk pejalan kaki dengan bentang 132 m yang dibuat model dari bahan rotan dengan skala 1:100. Rangkaian acara Kompetisi Jembatan Indonesia XIV ini dimulai pada tanggal 29 November 2018 yaitu registrasi yang saat itu terdapat kendala, yaitu box yang berisi maket dan peralatan K3 tidak bisa masuk bagasi sehingga harus dikirim menggunakan kargo, dan sempat terdapat beberapa masalah sehingga kargo baru datang malah harinya.  Berikutnya adalah opening ceremony di GOR UNHAS, kemudian dilanjutkan dengan tahap presentasi. 

Kemudian dalam tahap perakitan jembatan model, UNY meraih predikat Perakitan Tercepat. Ermalia  menceritakan bahwa dari situ, jembatan diuji dimensi dan defleksinya. “Pada saat itu terdapat cukup banyak kendala, mulai dari perbedaan presfektif juri dalam menilai dimensi serta pemasangan dek jembatan,” kenangnya. 

Awalnya, jembatan Tim Bimasena dan jembatan Tim dari ITS diprotes oleh pembimbing universitas lain untuk membongkar dek jembatan, namun dari tim merasa hal itu akan sangat merugikan, sehingga tim dan pembimbing melakukan pembelaan terhadap hal tersebut, dengan perdebatan yang cukup alotsehingga pada akhirnya semua peserta dipersilakan untuk menggunakan atau tidak menggunakan dek jembatan ketika pengujian. Hasilnya urutan defleksi terkecil yaitu UB, UNY, kemudian ITS. 

Hari berikutnya merupakan closing ceremony. Setelah diumumkan, diluar perkiraan, UNY hanya mendapatkan juara kategori tercepat saja. Namun, tim tetap mensyukuri hal tersebut, dan mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu, diantaranya seluruh dosen pembimbing yang membantu baik dari sisi materi ataupun non materi, serta seluruh tim teknis dari Divisi Rancang Bangun yang ikut serta berjuang dalam persiapan KJI 2018. “Semoga kami tahun depan, panitia lebih rinci dan tidak menimbulkan multitafsir dalam membuat pedoman teknis perlombaan, dan lebih terbuka dalam sistem penilaian sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan,” harap seluruh tim.