Smart Device untuk Membantu Tunarungu Belajar Membaca Al-Qur’an

Mempelajari Al-Qur’an merupalkan suatu hal mendasar bagi seluruh umat muslim, tidak terkecuali bagi mereka yang menyandang disabilitas. Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa Jumlah penyandang tunarungu di Indonesia pada tahun 2010 diperkirakan mencapai 1,25 persen dari total penduduk Indonesia, atau sekitar 2.962.500 jiwa dari 234,2 juta jiwa. Dari jumlah yang cukup besar tersebut, jelas diperlukan perhatian lebih bagi proses pembelajaran Al-Qur’an untuk penyandang tunarungu agar dapat memaksimalkan kemampuannya dan memenuhi kebutuhan dasar sebagai manusia terlebih sebagai seorang muslim.

Ada banyak bagian dalam mempelajari Al-Qur’an, salah satu diantaranya adalah cara membaca Al-Qur’an. Dalam membaca Al-Qur’an, pengucapan huruf atau makhorijul huruf secara tepat dan benar perlu diperhatikan. Menurut Mukhanif Yasin Yusuf,  seorang mahasiswa UGM penyandang tunarungu, mengatakan Yasin menambahkan bahwa tunarungu pada tingkat tertentu memiliki kesulitan dalam belajar mengeja ataupun berbicara.

“Sudah ada media yang dapat membantu tunarungu dalam belajar meningkatkan kemampuan pengucapannya yaitu melalui media cermin artikulasi. Namun, dalam hal belajar membaca Al-Qur’an belum ada media untuk membantu tunarungu dalam melafalkan makhorijul huruf dengan baik dan benar”, imbuhnya.   

Seiring dengan kemajuan teknologi, seharusnya dapat dimungkinkan dilakukanya pengembangan teknologi yang dapat membantu penyandang tunarungu meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an. Hal inilah yang mendasari mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta yang terdiri dari Arif Nugroho (Pendidikan Teknik Mekatronika), Jihan Ulya Mulyani (Pendidikan Matematika), Gede Sangu Gemi (Pendidikan Teknik Elektro), Rahmat Pudyasto (Pendidikan Teknik Elektro), dan Doni Bowo Nugroho (Pendidikan Fisika) menciptakan suatu smart device yang diberi nama Praidson (Precious Aids Tool For Deaf Person) untuk membantu penyandang tunarungu dalam mempelajari Al-Qur’an khususnya pembacaan Al-Qur’an secara benar.

“Selama ini, seorang tunarungu belajar membaca Al-Qur’an dengan metode oral yang menirukan gerak mulut pembimbing dan harus bertatapan langsung dengan guru pembimbingnya. Pelafalan tersebut harus dilatih berulang kali dengan guru pembimbingnya. Sedangkan untuk belajar mandiri masih belum ada alat yang dapat membantunya, sehingga membacanya harus selalu bertatap muka dengan guru pembimbingnya” imbuh Mukhanif.

Praidson didesain secara ringkas (portable) dan memiliki fitur pembelajaran mandiri. Dengan ini diharapkan penyandang tunarungu dapat belajar pembacaan Al-Qur’an di manapun dan kapanpun.

Alat yang menggunakan komponen utama mini PC Raspberry Pi 2B ini memiliki beberapa fitur untuk pembelajaran Al-Qur’an, seperti: menu belajar tajwid, menu belajar makhroj, dan menu membaca Al-Qur’an. Fitur-fitur tersebut telah disesuaikan bagi penyandang tunarungu.

Saat ini, Praidson masih terus dikembangkan dan baru dapat digunakan secara maksimal oleh penyandang tunarungu dengan tingkat gangguan dengar 26-90 dB dan diharapkan dengan adanya Praidson dapat memberikan solusi untuk mempermudah penyandang tunarungu dalam belajar membaca Al-Qur’an. (humasFT)