PENGUKUHAN GURU BESAR BIDANG ILMU PENDIDIKAN KEJURUAN

Revolusi Industri 4.0 sangat berpengaruh terhadap SMK. Hampir semua komponen pendidikan di SMK perlu terus  disempurnakan,  meliputi standar kompetensi lulusan, kurikulum, sarana dan prasarana, pengelolaan, bahan ajar, pembelajaran, dan penilaian hasil belajar. Kualifikasi dan kompetensi guru merupakan hal yang paling esensial untuk terus ditingkatkan. E-Monev merupakan salah satu sarana efektif untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja guru dalam  pembelajaran  dan  penilaian  hasil  belajar.  Pembelajaran dan penilaian hasil belajar merupakan kegiatan yang terpadu, dan sangat signifikan pengaruhnya terhadap kompetensi lulusan. Satuan pendidikan di SMK diharapkan dapat mengembangkan dan mengimplementasikan E-Monev untuk pembelajaran dan penilaian hasil belajar sesuai dengan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)  yang dimiliki. Demikian dikatakan Prof. Dr. Edy Supriyadi, M.Pd. dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Kejuruan pada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Pidato berjudul “E-Monev untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran dan Penilaian Hasil Belajar di SMK” itu dibacakan dihadapan rapat terbuka Senat di Auditorium UNY, Sabtu (24/10). Edy Supriyadi adalah guru besar UNY ke-160.

Pria kelahiran Batang, 3 Oktober 1961 tersebut mengatakan, penggunaan TIK dalam pendidikan,  termasuk  dalam  pemantauan  dan evaluasi pembelajaran dan penilaian guru sangat direkomendasikan untuk dikembangkan di sekolah. Electronic Monitoring and Evaluation atau E-Monev adalah sistem informasi elektronik atau berbasis komputer yang digunakan untuk melakukan pemantauan dan evaluasi. E-monev merupakan perangkat lunak yang didesain untuk mempermudah dalam mengintegrasikan data. Menggunakan sistem atau mekanisme yang memanfaatkan TIK, E-Monev dapat diakses menggunakan internet atau intranet tergantung pada pilihan pengguna dan kebutuhan. Penggunaan teknologi berbasis web, memungkinkan E-Monev dapat diakses oleh pengguna atau responden dari mana saja dan kapan saja. Program aplikasi E-Monev dapat dikembangkan dengan berbagai program aplikasi. Salah satu program aplikasi yang relatif sederhana dan mudah dilakukan adalah menggunakan Google Form. “Sekolah dapat dengan mudah mengubah atau memodifikasi E-Monev karena Google Form sederhana dan open source” paparnya.

Doktor bidang Penelitian dan Evaluasi Pendidikan UNJ tersebut memaparkan, langkah awal dalam implementasi E-Monev adalah mengembangkan atau memasang sistem E-Monev. Sistem E-Monev dapat dipasang terpadu dalam situs sekolah, atau dalam situs tersendiri. Sekolah kemudian mengembangkan rencana atau program penyelenggaraan E-Monev. Selanjutnya sekolah melakukan sosialisasi tentang program E-Monev kepada seluruh warga sekolah, terutama kepada para pimpinan, guru, karyawan, dan seluruh siswa. Idealnya, sosialisasi dilakukan sebelum kalender atau jadwal pembelajaran dimulai. Materi sosialiasi mencakup antara lain: pengertian, tujuan, manfaat, sasaran, dan prosedur pengisian kuesioner pemantauan dan evaluasi, serta pemanfaatan E-Monev.

Warga Purwomartani Kalasan Sleman tersebut menyebutkan, hasil penelitian pengembangan E-Monev di SMK menunjukkan bahwa sekolah berhasil mengembangkan dan mengimplementasikan E-Monev pembelajaran dan penilaian dengan baik. Sikap siswa dan guru terhadap implementasi E-Monev tergolong Baik. Para guru dan pimpinan lebih mudah dan cepat untuk mengetahui sejauhmana kualitas pembelajaran dan penilaian menurut persepsi siswa. Terdapat peningkatan kualitas pembelajaran setelah implementasi E-Monev, baik menurut siswa, maupun menurut guru. Ini berarti E-Monev tergolong  efektif, dan mampu mendorong guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan penilaian. Umpan balik siswa melalui E-Monev dijadikan acuan dalam meningkatkan  kualitas  pembelajaran dan penilaian secara berkelanjutan. Sebagian guru senior, yang usianya mendekati pensiun mengalami sedikit kesulitan dalam mengakses hasil evaluasi pembelajaran dari E-Monev. Hal ini dapat dipahami mengingat sebagian guru tersebut kurang memahami atau tidak terbiasa mengunakan TIK. (Dedy)