ABU DEWA, Alat Bantu Deteksi Warna, bagi Penyandang Tunanetra

Tim Universitas Negeri Yogyakarta yang diketuai oleh Ageng Widi Atmoko (Pendidikan Teknik Elektro 2014) yang beranggotakan Puput Pujiyanti (Pendidikan Fisika 2013), Hendriana Helda Pratama (Pendidikan Teknik Elektro 2013), Nony Dias Frimana (Pendidikan Luar Sekolah 2013) dan Fenti Richa Rukmana (Pendidikan Biologi 2014), pada tahun 2016 ini mendapat dana hibah dari Kementrian Riset Teknologi Dan Pendidikan Tinggi dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 5 Bidang.

Tim ini mengangkat PKM KC (Karsa Cipta) yang berjudul ABU DEWA (Alat Bantu Deteksi Warna) pada penyandang tunanetra dan buta warna). Alat yang mereka ciptakan ini dapat mendeteksi 15 macam warna yang terdiri dari merah, merah muda, merah tua, biru, biru muda, biru tua, hijau, hijau muda, cokelat, jingga, ungu, abu-abu, kuning, putih, dan hitam.

Ageng, Ketua Tim menjelaskan bahwa pembuatan alat ABU DEWA diawali dengan membuat rancangan ABU DEWA melalui beberapa tahapan, yakni, melakukan pemasangan komponen yang terdapat diagram alir dari mikrokontroller. “Apabila tombol 1 ditekan, mikrokontroler akan mengambil data R, G, B, C (red, green, blue, dan clear) yang berfungsi sebagai transmitter dan receiver dan selanjutnya, data tersebut akan diproses dan ditampilkan di LCD,” terangnya.

“Apabila yang ditekan adalah tombol 2, maka data akan dikirim ke PC lalu tahapan selanjutnya adalah pengukuran warna dimana untuk mendapatkan hasil data percobaan sensor warna jenis TCS 230 sebagai alat pendeteksi warna benda maka dilakukan pengukuran warna benda yang terang maupun warna benda yang gelap,” cerita Ageng.

“Sensor warna tersebut dapat mendeteksi warna benda yang terbuat dari kain dan kertas yang tidak mengkilap dan Buzzer dapat mengeluarkan suara sesuai dengan warna benda yang di-scan sedangkan LCD akan menampilkan karakter tulisan sesuai dengan warna benda yang di-scan dan tombol push button dapat bekerja sesuai dengan perancangan ABU DEWA,” tambah Ageng.

“Alat deteksi warna ini sendiri akan segera diujikan lebih lanjut di Yayasan Yakatunis untuk mengetahui bagian-bagian mana saja yang perlu ditingkatkan,” lanjutnya.

Ageng mengharapkan agar alat ini dapat memberikan manfaat untuk menambah ilmu serta pengalaman dalam menciptakan karya. “Selain itu juga dapat memberikan manfaat bagi penderita buta warna dan Penyandang Tunanetra untuk mengenal warna suatu benda dan mempermudah mengetahui warna suatu benda dalam kegiatan sehari-hari,” tutup Ageng.