BAHAN BAKAR ALTERNATIF MOTOR BENSIN DARI RUMPUT

Bensin (gasoline) merupakan jenis bahan bakar cair yang digunakan dalam proses pembakaran pada motor bakar yang mana dihasilkan dari proses penyulingan dan pengolahan minyak bumi. Akibat penggunaan bahan bakar bensin yang cukup besar ini persediaan minyak bumi semakin menipis. Hal ini dikarenakan minyak bumi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui dan jumlahnya yang berada di alam terbatas. Selain itu peningkatan harga bensin akan memberikan dampak yang besar bagi pembangunan bangsa Indonesia.

Probo Wiratsongko, Muhammad Rezky Fathurrochim dan Dwi Ahmad Arif dari Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY serta Fauziyyah Diyah Anggita Sari dari Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY memiliki ide untuk dapat membantu pemecahan masalah kekurangan BBM fosil ini dengan cara menggunakan rumput rayung dan rumput teki (Cyperus rotundus dan Lophatherum gracile Brongn) sebagai bahan bakar alternatif yang siap pakai sebagai pengganti BBM fosil dikarenakan jumlah Cyperus rotundus dan Lophatherum gracile Brongn yang tidak termanfaatkan di Indonesia sangat melimpah, penelitian ini dibimbing oleh Bapak Sudarwanto, S.Pd.T., M.Eng., yang merupakan Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY.

Probo mengatakan “penelitian dilakukan untuk mengetahui proses pembuatan, banyaknya rumput yang digunakan, serta pengaruh penerapan bahan bakar alternatif dari pemanfaatan rumput pada kendaraan bermotor yang ditinjau dari torsi, power dan emisi gas buang yang dihasilkan”. Metodologi pelaksanaan penelitian ini adalah research and development (R&D) yang bertujuan mengembangkan bahan bakar alternatif motor bensin dengan pemanfaatan Cyperus rotundus dan Lophatherum gracile Brongn. Variabel penelitian yang terdiri dari variable tetap, antara lain: berat Cyperus rotundus dan Lophatherum gracile Brongn, konsentrasi NaOH, waktu hidrolisis dan fermentasi. Kemudian variabel berubahnya adalah konsentrasi HCl dan perbandingan campuran bioetanol hasil penelitian dengan bensin jenis premium. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Biologi FMIPA UNY, Jurusan PT. Otomotif FT UNY, LPPT FMIPA UGM, dan Mototech selama empat bulan mulai dari persiapan bahan baku dan alat hingga evaluasi.

Rezky menambahkan, “langkah kerja dalam penelitian ini, yaitu tahap pemurnian selulosa, tahap hidrolisis seluosa, tahap fermentasi, tahap uji karakteristik, dan tahap penyesuaian campuran bioetanol hasil penelitian dengan bensin jenis premium (penerapan). Pengambilan data menggunakan metode eksperimen dengan cara mengambil data dari hasil penelitian, kemudian menganalisa hasil dengan kajian deskriptif”.

Banyaknya Cyperus rotundus dan Lophatherum gracile Brongn yang diperlukan untuk menghasilkan 1 L bahan bakar alternatif yang akan diterapkan pada kendaraan bermotor adalah sebagai berikut:
“Sebanyak 200 gram Cyperus rotundus dan Lophatherum gracile Brongn menghasilkan 150 mL bioetanol murni, karena berdasarkan hasil pengujian yang terbaik perbandingan volumenya 30% maka untuk menghasilkan 1 L bahan bakar alternatif diperlukan 300 mL bioetanol dan 700 mL bensin jenis premium. Jadi untuk menghasilkan 1 L bahan bakar alternatif membutuhkan 400 gram Cyperus rotundus dan Lophatherum gracile Brongn” kata Gita.

Rezky mengatakan, “pengaruh penerapan bahan bakar alternatif dari pemanfaatan Cyperus rotundus dan Lophatherum gracile Brongn pada kendaraan bermotor adalah untuk torsi, mengalami peningkatan tertinggi pada campuran perbandingan volume 10% dimana mampu mencapai torsi sebesar 8.42 NM hanya pada 4681 RPM, kemudian untuk power, mengalami peningkatan tertinggi pada campuran perbandingan volume 30% dimana mampu mencapai power sebesar 6.9 HP hanya pada 7250 RPM. Sedangkan untuk emisi, mengalami penurunan tertinggi kadar CO pada campuran perbandingan volume 30%, yaitu 3.942 %vol diikuti dengan kadar O2, yaitu 8.95 %vol mengindikasikan proses pembakaran baik”.

“Adapun manfaat yang diperoleh dari pemanfaatan Cyperus rotundus dan Lophatherum gracile Brongn sebagai bahan bakar alternatif motor bensin adalah mengurangi ketergantungan masyarakat akan bahan bakar fosil, sebagai solusi akan kekurangan bahan bakar minyak terutama untuk kendaraan bermotor, mengurangi pemakaian timbal karena pemakaian bensin jenis premium pun dikurangi, mengurangi emisi berbahaya bagi lingkungan dan makhluk hidup yang ditumbulkan oleh bahan bakar fosil dan meningkatkan manfaat dari Cyperus rotundus dan Lophatherum gracile Brongn yang belum diketahui khalayak umum” kata Arif.