FT UNY Selenggarakan International Joint Conference on Engineering, Tehcnology, and Vocational Education

Konsep Link and Match antara institusi vokasi dengan industri jangan hanya selesai pada tahapan penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) atau hanya sekedar gembar-gembor di media massa saja. MoU mesti berkelanjutan, sehingga sinergi benar-benar terjadi dan menguntungkan seluruh pihak. Demikian disampaikan Wikan Sakarinto, Ph.D., Dirjen Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) saat menjadi Keynote Speakers dalam International Joint Conference on Engineering, Tehcnology, and Vocational Education yang dilaksanakan secara daring oleh Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta – FT UNY (05/10/2020) dengan tema Technology Enhancement To Support Vocational Competence and Freedom To Learn.

Seminar ini merupakan gabungan dari 4 seminar internasional yakni 6th International Conference on Technology and Vocational Teachers, 3rd International Conference on Electrical, Electronics, Informatics and Vocational Education, 3rd International Conference on Vocational Edcuation of Mechanical, Automotive, and Technology and 3rd International Conference on Sustainable Infrastructure.

Wikan menambahkan bahwa tingkat kedalaman link and match akan ditunjukkan dengan sejumlah indikator. “Pertama, kurikulum harus sesuai dengan kondisi nyata dunia kerja dan didukung oleh beberapa industri yang bereputasi, serta menjawab kebutuhan keterampilan dan kompetensi masa depan,” ujarnya.

“Sebagai contoh, Program magang atau praktek kerja industri minimal satu semester atau lebih, yang dikelola bersama dengan sangat baik dan terkonsep,” ujarnya.

“Kemudian jumlah dosen tamu, praktisi, atau pakar dari industri yang mengajar di SMK dan kampus vokasi harus semakin tinggi dan intensif. Guru-guru SMK, dosen-dosen vokasi di politeknik, universitas, institut, sekolah tinggi, akademi dan akademi komunitas harus memiliki sertifikasi kompetensi yang diakui oleh industri dan dunia kerja,” terangnya.

“Bahkan saya memiliki angan-angan bahwa nantinya industri lah yang diberi porsi terbesar untuk menilai akreditasi suatu program studi atau sekolah bidang vokasi,” tutupnya.

Seminar ini dibuka oleh Plt Rektor UNY, Prof. Dr. Margana, M.Hum., M.A yang diawali dengan laporan Dekan FT UNY, Prof. Herman Dwi Surjono, Ph.D.  Dua pembicara tamu dihadirkan dalam acara ini yakni dari Nihon University Japan, Prof. Atsushi Fukuda yang menyampaikan tentang Infrastructure Development and Engineering Education in Japan serta Prof. Ts. Dr. Salwani Mohd Daud dari Universiti Teknologi Malaysia yang mepresentasikan Blockchain Technology in the Digital Transformation Era- Where are We Now?.