Mahasiswa FT UNY berhasil menjadi nominator ajang INAICTA 2014

Setelah sistem e-learning BESMART masuk sebagai nominator INAICTA tahun 2012 bidang e-Learning oleh Dosen FT UNY, tahun ini mahasiswa FT UNY yang menyusul sebagai nominator bidang e-Inclusion dari total 1007 karya inovasi yang masuk.

INAICTA adalah kependekan dari Indonesia ICT Award, yang setiap tahun diselenggarakan resmi oleh Kementrian Komunikasi dan Informasi (Keminfo). INAICTA merupakan ajang penghargaan paling bergengsi bagi warga negara Indonesia yang memiliki produk unggulan di bidang ICT. Pada tahun ini terdapat setidaknya 15 kategori dengan memperebutkan penghargaan sebagai Winner, Merit, dan Special Mention di setiap kategorinya. Peserta sangat beragam mulai dari tingkat SD hingga kalangan profesional.

Serangkain acara INACTA turut menyemarakan acara kali ini, mulai dari presentasi, pameran produk dengan total 100 booth selama 2 hari (28 - 29 Agustus 2014) di Balai Kartini Jakarta dan juga berbagai seminar & workshop ICT dengan tema dan pembicara yang sangat menarik dan ditutup dengan malam penganugerahan oleh Bapak Tifatul Sembiring.

Pada tanggal 27 Agustus 2014 bertempat di Hotel Puri Denpasar, Jakarta Selatan. Tim AIDNESIA yang beranggotakan sekelompok mahasiswa dari Pendidikan Teknik Informatika, Rio Nurtantyana dan Pradana Setialana serta tim yang juga alumni dari UNY mempresentasikan produknya yaitu aplikasi Plewangan. Tim AIDNESIA berkolaborasi dengan berbagai sektor, baik dengan pemerintah melalui BPBD dan BPPTKG DIY, relawan bencana “Jalin Merapi” dan “Forum PRB DIY” serta sebuah industri kreatif “BTW Studio” (http://btw-studio.com) yang terus berkoordinasi dalam pengembangan produk sampai dengan tahap implementasi.

Rio menjelaskan, bahwa Plewangan merupakan sistem informasi terintegrasi untuk monitoring Gunung Merapi, yang berisi fitur Prevention, Emergency Respond, dan Recovery. Dengan adanya produk yang dikemas dalam aplikasi smartphone ini, dapat mengurangi resiko dari dampak bencana Merapi dengan cara memfasilitasi relawan dan masyarakat guna memperoleh data dan informasi yang akurat secara cepat dan efisien.

Aplikasi Plewangan dilengkapi dengan sistem Geofencing yang dapat mengetahui lokasi dan jarak titik aman secara real time (berbasis waktu nyata) sehingga pengguna lebih waspada dan melakukan respon cepat terhadap suatu bencana. Selain itu juga membantu dalam menentukan jalur alternatif/ terpendek dan barak pengungsian terdekat untuk eksekusi ketika terjadi bencana. Info lengkapnya bisa dibuka di http://plewangan.aidnesia.com/, tambah Rio.

Pemenang pada kategori e-Inclusion yaitu “Blind Shoes” dari AMIKOM, “CharityLights” dan “Kawal Pemilu”. Pada tahun ini Tim AIDNESIA belum berhasil menjadi juara karena belum punya pengalaman di event besar seperti INAICTA ini. Namun tim saat ini tetap melanjutkan project Plewangan sampai tahap implementasi, sehingga kebermanfaatannya bisa dirasakan oleh semua lapisan masyarakat.

Tim AIDNESIA juga berharap lebih banyak lagi karya dari UNY yang bisa mengikuti ajang INAICTA dan menjadi juara. Amin. Terimakasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan bantuan kerja sama. (Rio)