Moh. Khairudin, Dikukuh Sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Sistem Otomasi

Mengawali pidato pengukuhan sebagai guru besar, Prof. Dr. Ir. Moh. Khairudin, M.T., Ph.D. menyampaikan teknik navigasi secara otomatis dalam mengendalikan suatu benda yang bergerak bukanlah merupakan hal baru. Teknik navigasi otomatis sejatinya merupakan teknik bagaimana mengendalikan atau menundukkan benda bergerak agar arah gerakan benda bergerak tersebut sesuai dengan tujuan dan dapat mencapai target. Sebagaimana ditegaskan dalam Al-Quran Surat Al Jatsiyah (yang ditundukkan) ayat 13 (QS 45:13), “Dan Dia (Allah) telah menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya (sebagai rahmat dari-Nya). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.” Lebih lanjut Khairudin menyampaikan, “Dalam rangka mengikuti QS 45(13) inilah kemudian para pemikir dan peneliti mencoba mengadopsi apa yang telah dilakukan Allah SWT dengan mengembangkan teknik dan metode sistem kendali untuk dapat memberikan navigasi pada suatu benda yang bergerak sehingga tercipta sistem otomasi.” Oleh karena itulah, Khairudin yang dikukuhkan sebagai guru besar ke 158 ini mencoba ikut berkontribusi dalam sistem otomasi khususnya teknik navigasi pada robot.

Khairudin dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Sistem Otomasi pada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, di Gedung Auditorium UNY pada hari Sabtu, 8 Agustus 2020. Pidato yang disampaikan berjudul “Teknik Navigasi Auto-Pilot Mobile Robot dengan Kecerdasan Buatan”. Menurut dosen berprestasi UNY tahun 2012 bahwa,” Implementasi kecerdasan buatan di industri manufaktur misalnya bidang otomotif diantaranya dengan adanya visual inspection untuk komponen camshaft. Camshaft adalah komponen di dalam mesin mobil yang berfungsi mengatur bukaan valve. Karena fungsinya yang krusial, sebuah camshaft harus memiliki kualitas yang sangat tinggi. Selama ini, inspeksi camshaft dilakukan secara manual oleh teknisi terlatih. Akan tetapi, cara ini memiliki beberapa keterbatasan. Contohnya, proses pemeriksaan manual membutuhkan waktu sekitar 65 detik. Pemeriksaan manual juga menimbulkan kelelahan mata bagi para teknisi, sehingga mereka harus diganti setiap dua jam”.

“Kecerdasan buatan dapat berkontribusi secara signifikan dalam meningkatkan kemampuan robot sehingga mencapai perilaku seperti manusia. Dengan menggunakan kecerdasan buatan, maka ada empat hal yang dapat ditingkatkan yaitu (1) pemanfaatan natural language yang dapat difahami sehingga meningkatkan pola komunikasi antar perangkat; (2) Penalaran mesin untuk memberikan inferensi, pembuktian teorema, kerja sama, dan solusi yang relevan; (3) pengetahuan, yang dapat memberikan persepsi, perencanaan jalur, pemodelan, dan pemecahan masalah; (4) Akuisisi pengetahuan menggunakan sensor untuk belajar secara otomatis pada navigasi dan pemecahan masalah,” kata Khairudin dalam pidato pengukuhannya.

Moh. Khairudin yang tinggal di daerah Joho Condongcatur ini, dalam bidang akademik maupun karier jabatannya memang terbilang menonjol, setelah lulus S-1 dari UNY bidang ilmu Pendidikan Teknik Elektro pada tahun 2002, tahun itu juga dirinya diangkat sebagai dosen di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik UNY. Tahun 2004 melanjutkan studi S-2 di ITS Surabaya mengambil bidang ilmu Teknik Elektro Sistem Kendali dan lulus tahun 2006. Berbakti mengajar dulu, baru tahun 2007 melanjutkan studi S2 (lagi) di Malaysia mengambl bidang ilmu Teknik Elektro Kendali Robotika dan Mekatronika, langsung dilanjutkan di kampus yang sama untuk melanjutkan program doktoralnya pada bidang ilmu yang sama dan lulus tahun 2011. Kemudian kembali ke kampus untuk mengajar, selang satu tahun diamanati mengemban jabatan sebagai Ketua Prodi Pendidian Teknik Elektro (2012-2015), Kaprodi Vokasi Teknik Elektro (2015-2016), Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerjasama (2016 – sekarang).

Dalam sambutannya Rektor UNY, Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, M.Pd. menyampaikan,”Selamat kepada Ibu Sri Wening dan Bapak Khairudin beserta keluarga, semoga kedua guru besar ini akan  memperkuat sumber daya manusia UNY yang kini terus berbenah diri, terus meningkatkan reputasi akademik untuk memperoleh World Class University pada tahun 2025.”  Lebih lanjut Sutrisna berpesan kepada Si Orang Marbot, “ Orang marbot, orang yang serba bisa yang mengurusi masjid, dari mengepel, menyiapkan tempat sholat, azan, sampai menjadi imam. Akhir manusia yang serba bisa itu melahirkan seorang guru besar, jabatan tertinggi dalam profesi dosen. Apa yang disampaikan membuat kita semua, di Era Revolusi Industri 4.0 dimana internet of things, articial intelegence, dan virtual reality ini menjadi ciri pokok dalam R.I. 4.0. Dan semoga ini memberikan inspirasi pada dosen untuk terus berkarya, terutama adalah kaitan dengan teknologi digital, ada teknologi informasi dan articial intelegence termasuk produk-produknya menjadi bagian dari pengembangan pembelajaran dan pendidikan di masa depan.”

Di akhir sambutannya, Sutrisna menyampaikan,”Semoga kedua guru besar ini terus mengembangkan keilmuannya tidak hanya berhenti di guru besar, untuk terus bisa membina untuk lebih konsentrasi atau fokus pada researh-research di bidangnya sehingga melahirkan ilmu pengetahuan yang baru.”

Jumlah tamu undangan pada pengukuhan guru besar ini dibatasi karena masih di masa Pandemi Covid-19. Semua harus melaksanakan protokol kesehatan Covid-19, baik untuk panitia maupun tamu undangan. Diawali dengan pengukuran suhu di pintu gerbang masuk, cuci tangan memakai sabun atau menggunakan handsanitizer. Tetap mengenakan masker dan jaga jarak. Insyaallah kita dijauhkan dari Covid-19. Aamiin. (Taufah).