Movitse, perubahan positif tuk temukan jati diri

Industri fashion di Indonesia tumbuh sangat cepat dalam sedekade terakhir. Tren fashion sendiri juga terus berkembang yang didukung produktivitas dan inovasi para desainer lokal dalam merancang model baru seiring dengan selera masyarakat yang makin tinggi dan cerdas dalam memilih produk busana. Di sisi lain, sub-sektor ini juga menghadapi banyak tantangan dengan massive-nya produk-produk impor. Berangkat dari hal itu, Program Studi Pendidikan Teknik Busana dan Teknik Busana angkatan 2015, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta mencoba berkontribusi dalam mengangkat marwah produk-produk fashion lokal dengan menyelenggarakan Peragaan Busana bertajuk Movitsme atau singkatan dari Move To It’s Me (11/07/2018) di Auditorium UNY. 

Peragaan ini menampilkan lebih dari 100 busana pesta malam karya mahasiswa yang telah melewati beberapa tahap penilaian. Peragaan ini mengangkat dari trand forcasting 2018/2019 yang memiliki 4 tema besar, yaitu: Individualisy, Neuetradition, Quest dan Sensory. 

Ketua Jurusan Pendidikan teknik Boga dan Busana, Dr. Mutiara Nugraheni menuturkan bahwa Movitsme merupakan sebuah ajakan untuk melakukan perubahan positif dalam rangka penemuan jati diri sesungguhnya. “Ini merupakan langkah aktualisasi diri dalam meneguhkan karakter kuat bangsa Indonesia diwujudkan dalam sebuah fashion show dimana karya busana yang dipresentasikan menunjukan cerminan karakter milenial melalui perpaduan budaya dan trend kekinian dengan sentuhan motif nusantara,” ujarnya.

Sementara itu Dekan FT UNY, Dr. Widarto, menuturkan bahwasanya peragaan busana ini bukan peragaan biasa karena juga mendatangkan juri untuk menilai karya yang ditampilkan serta penampilan mahasiswa pada saat memeragakan busana mereka sendiri. 

“Tiap tahun, minimal dua kali, mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Busana (S1) dan Teknik Busana (D3) menyuguhkan pagelaran busana nan megah dengan menggali sumber ide dari seluruh plosok nusantara kemudian disajikan dengan standar busana internasional,” bebernya.

“Karya para mahsiswa nantinya juga dibukukan dalam laporan ilmiah sebagai bagian dari Tugas Akhir dan Proyek Akhir,” tutupnya.

Pada peragaan ini, Laila Nur Rohmah ditasbihkan sebagai Juara umum. Ia menampilkan karya yang diberi nama “Rancak” yang mendapat sumber ide dari Tarian Huda-Huda yakni tarian pelipur lara dari Simalungun, Sumatera Utara.