Olimpiade Vokasi Fakultas Teknik UNY 2015

Rangkaian agenda Dies Natalis ke-54 Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta telah diakhiri pada sabtu kemarin (07/02-2015), salah satu agenda yang menyita perhatian adalah Olimpiade Vokasi dimana saat upacara penutupan total 33 siswa dari berbagai Sekolah turut hadir untuk menerima trofi dan uang pembinaan. Seluruh siswa tersebut merupakan 3 Besar Juara dari 11 bidang lomba yang ditandingkan dalam Olimpiade Vokasi FT UNY. Moch. Solikin, M. Kes., Koordinator Olimpiade Vokasi FT UNY 2015 menuturkan bahwa tujuan penyelenggaraan Olimpiade Vokasi adalah untuk meningkatkan kompetensi dan jiwa kompetitif para generasi muda Indonesia terutama sebagai persiapan menuju era global.

“Ada sebelas bidang lomba sesuai dengan Program Studi yang ada di Fakultas Teknik UNY, yakni Robotline, Web Desain, Pemrograman PLC, Listrik, Otomotif, Las, CAD, Rancang Bangun Jembatan, Busana Pesta, Rias Pengantin Barat, dan Pengolahan Umbi-umbian Lokal”, tambah Solikin, M. Kes. “Tiap bidang lomba tentu saja memiliki mekanisme dan aturannya sendiri-sendiri”, ujarnya. Salah satunya, ucap Solikin, adalah lomba bidang rancang jembatan. Lomba yang diikuti siswa SMK se-Jateng & DIY ini mengharuskan peserta untuk membuat prototype jembatan dari stick es krim.

Koordinator Lomba Bidang Rancang Bangun Jembatan - Olimpiade Vokasi 2015, Muhamad Firdausi Ahla menambahkan kompetisi ini bertujuan untuk membuat siswa SMK familiar dengan lomba semacam ini, terutama lomba rancang jembatan dan lomba bangunan. Menurutnya, lomba ini akan mengajarkan kepada siswa SMK mengenai bentuk praktik jurusan mereka sehingga tidak hanya mendapat teori saja di kelas. “Dulu sewaktu saya SMK tidak ada lomba semacam ini. Saya baru tahu lomba bidang teknik sipil baru ketika kuliah.

Harapannya ketika mereka tahu lomba model begini ketika SMK, jadi ketika kuliah mereka tidak kaget. Lagipula ini memberikan gambaran kepada siswa tentang pekerjaannya nanti,” paparnya. Ahla menambahkan, peserta yang sekarang hadir di UNY merupakan peserta yang lulus seleksi proposal. Dari sekitar 20 sekolah yang mendaftar, diambil 8 tim yang masuk ke babak final. Di babak ini, ke delapan finalis diwajibkan presentasi terkait hasil karyanya didepan juri. Setelah sesi presentasi jembatan itu pun diuji untuk mengecek apakah jembatan tresebut benar-benar kokoh, dan lain sebagainya. Selain itu ada juga uji forensik, apakah jembatan itu dibuat sendiri apa dibuatkan,” ungkap Ahla. (hryo)