Peningkatan Pengelolaan Laboratorium dan Bengkel dalam mendukung UNY PTN-BH

Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta (FT UNY) menyelenggarakan workshop manajemen laboratorium dan bengkel bagi koordinator laboratorium dan bengkel dan tenaga kependidikan (05/11/2022). Dekan FT UNY, Prof. Herman Dwi Surjono, Ph.D., dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan laboratorium dan bengkel.

“Pengembangan kualitas management lab dan bengkel memiliki peran yang sangat strategis, terutama dalam mendukung status UNY yang telah beralih menjadi PTNBH,” ujar Herman.

Ia menambahkan bahwa sistem manajemen perawatan dan penataan fasilitas ini mesti mengacu pada standar operasional di industri kelas dunia dan pengelolaan Laboratorium menuntut proses kerja sama pengelola dalam mendayagunakan semua perlengkapan laboratorium secara efektif dan efisien.

“Alat-alat laboratorium yang canggih dan staf tenaga yang terampil belum tentu menjamin laboratorium dapat beroperasi dengan baik jika tidak didukung oleh adanya pengelolaan laboratorium yang baik,” tandasnya.

Kegiatan ini menghadirkan tiga pembicara dari Abhiseka Training Center, yakni Ir. Muslich Zainal Asikin, MBA, MT, ATU yang menyampaiakn tentang konsep dan system pelayanan bengkel dan laboratorium di lembaga pendidikan, Drs. Abdul Haris, M.Pd., yang menjelaskan tentang komunikasi di tempat kerja dalam pelayanan bengkel dan laboratorium serta Lava Himawan, M.T., yang memandu peningkatan manajemen pengelolaan laboratorium dan bengkel.

Ir. Muslich Zainal Asikin, MBA, MT, ATU selaku director Abhiseka Training Center dalam paparannya menyampaikan bahwa pembelajaran dalam lab jangan hanya berfokus pada pengembangan skill atau kompetensi namun mestinya ditekankan pada pembentukan attitude yang tepat.

“Disini mindset harus dirubah sehingga pengelolaan lab dan bengkel berorientasi pada nilai tambah. Namun dengan tantangan era digital serta beberapa aturan peralihan kampus yang mungkin masih tumpeng tindih, maka kolaborasi dan sinergi menjadi sebuah keharusan,” tutup Muslich. 

Sementara itu, Abdul Haris menambahkan, berdasarkan pengamatan, penerapan SOP di lab dan bengkel masih longgar dimana kelonggaran ini sangat kontraproduktif yang mendidik dan melatih mahasiswa sehingga hal ini masti diperketat terutama kedisiplinan dalam menerapkan aturan seperti kehadiran dan penerapan K3.