Pentingnya Growth Mindset bagi Guru SMK

Sudah saatnya kita keluar dari zona nyaman sehingga senantiasa mengusahakan agar hari ini mesti lebih baik dari hari kemarin sehingga sebagai seorang pendidik meski mengembangkan mind-set baru dengan tujuan untuk menghasilkan hasil akademik yang lebih baik dan proses belajar yang lebih menyenangkan sehingga guru-guru SMK mesti sesegera mungkin untuk mengubah paradigma dari fixed mindset menjadi growth mindset dimana menganggap segala perubahan adalah sebuah peluang dengan begitu kita akan dapat semaksimal mungkin dalam mencetak lulusan-lulusan yang agile (tangkas). Demikian disampaikan oleh Wakil Rektor bidang Akademik Universitas Negeri Yogyakarta, Prof. Margana, M.Hum., M.A., kala menjadi narasumber dalam Webinar Program pendampingan secara daring yang dilakukan oleh UNY terhadap SMK PK (Program Keunggulan) pada Rabu, 15 September 2021. Peserta webinar ini adalah Kepala Sekolah dan Guru SMK PK secara umum, dan secara khusus adalah 22 SMK PK yang didampingi UNY dimana tahun 2021 ini UNY melakukan pendampingan terhadap 22 SMK PK, yang terdiri dari 14 SMK di DIY, 6 SMK di Jawa Tengah, 1 SMK di Jawa Timur, dan 1 SMK di Ambon.

Margana menjelaskan bahwa Growth Midset adalah keyakinan bahwa kecerdasan dan kemampuan sesorang bisa dikembangkan secara tak terbatas lewat proses belajar dan usaha. “Kita mesti percaya bahwa segalanya dapat dikuasi lewat proses belajar, sukses atau gagal ditentukan oleh usaha, maka kita mesti mau menerima tantangan dan kegagalan sebagai sarana untuk dapat tumbuh dan berkembang,” lanjutnya.

Ia menerangkan bahwa tantangan adalah inti dari pengembangan growth mindset sebab tanpa tantangan siswa tidak akan mendapat kesempatan untuk mengambil resiko dan sense of progress adalah pusat dari pengembangan growth mindset. Mendaki dengan susah payah dan lambat untuk menuju penugasan suatu materi adalah sebuah perjalanan yang sulit tapi berbuah manis sehingga penting bagi siswa untuk tidak selalu berhasil dengan mudah sebab hal ini menyemai Fixed Mindset.

“Bagi SMK, tantangannya adalah pada penguatan hardskills dan softskills dengan mengedepankan link and match dmi menghasilkan lulusan dengan karakter kuat dan kompetensi yang sesuai dengan perkembangan zaman,” papar Margana.

“Bentuk keselarasan mendalam dan menyeluruh SMK Pusat Keunggulan dengan dunia kerja adalah konsep link and match 8+i, yaitu kurikulum disusun bersama, pembelajaran berbasis project riil dari dunia kerja (PBL), jumlah dan peran guru dari industri dan ahli dari dunia kerja ditingkatkan, praktik kerja lapangan/ industri (minimal 1 semester), sertifikasi kompetensi menyesuaikan dunia kerja, update teknologi dan pelatihan bagi guru/instruktur secara rutin dari dunia kerja, riset terapan mendukung teaching factory dan komitmen serapan lulusan oleh dunia kerja,” tutup Margana.