FT UNY sumbangkan sarana praktikum robotika untuk SMK

Persaingan tenaga kerja di era revolusi Industri  4.0 semakin tinggi yang berdampak pada angka pengangguran yang terus naik di berbagai bidang dimana tidak sedikit lulusan sarjana yang menganggur. Fenomena ini sangat ironis karena dengan semakin bertambahnya tenaga kerja terdidik tetapi justru tidak tertampung di dunia kerja yang sesuai dengan bidangnya. Beberapa hal yang mendasari kemosrotan ini antara lain gap kemampuan dan kompetensi yang diharapkan oleh dunia kerja di era RI 4.0 dengan para pelamar pekerjaan serta kesenjangan konten pembelajaran di lembaga pendidikan dan dunia realita industri 4.0. Kondisi tersebut diperparah oleh lemahnya kemampuan praktik siswa karena jumlah tool kit praktikum yang sangat minim. Mahalnya harga tool kit praktikum menjadi pnyebab utama sehingga banyak kesulitan untuk membelinya.

Melihat permasalahan tersebut, melalui Tim Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Fakultas Teknik Universitasn Negeri Yogyakarta yang diketuai oleh Prof. Ir. Moh. Khairudin, Ph.D berhasil menyusun modul tool kit praktikum robotika. 

“Produk modul tool kit robotika tersebut kemudian dihibahkan kepada SMK bidang keahlian teknik otomasi industri, mekatronika, audio video dan elektronika industri di Kabupaten Gunungkidul. Selain memberikan hibah modul tool kit praktikum, kegiatan PKM ini juga memberikan pendampingan dan pelatihan kepada guru-guru terkait demi memastikan modul tool kit praktikum robotika tersebut dapat diimplementasikan pada pembelajaran berbasis revolusi industri 4.0. 

Kegiatan pendampingan dan pelatihan sendiri dilaksanakan pada, 11-13 September 2020 bertempat di Aula SMK Negeri 3 Wonosari yang didukung penuh oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta dengan dihadiri 37 orang guru SMK dari wilayah Gunungkidul.

Moh. Khairudin di waktu terpisah menjelaskan bahwa teknik otomasi dan robotika menjadi kemampuan dan kompetensi yang sangat relevan di 4.0 ini. “Sayangnya, konten pembelajaran di lembaga pendidikan lebih banyak mengacu pada dasar teori lama yang kurang up-to-date”, ujarnya.

“Diperlukan solusi untuk menjembatani upaya peningkatan kompetensi sesuai kebutuhan dunia kerja terkini sehingga generasi muda mempunyai bekal menghadapi era disrupsi ini melalui  suplemen konten pembelajaran yang segar dan relevan dengan perkembangan zaman,” lanjutnya.

“Bagaimanapun SMK sebagai penyuplai terbesar tenaga kerja level operator harus mendapat perhatian serius dalam peningkatan relevansi kompetensi di era RI 4.0,” tutupnya.