Kreasi Mahasiswi Teknik Busana, Busana Pesta Malam Dengan Sumber Ide Motif Cual dalam Upacara Sepintu Sedulang

Busana pesta adalah salah satu jenis busana yang mempunyai keistimewaan dibanding busana – busana yang lainnya.  Disamping modelnya yang bervariasi juga ditambahkan berbagai macam hiasan pada busana tersebut sehingga lebih menambah keindahan dan mempertinggi daya pakai busana pesta itu sendiri.

Melihat keisitiwewaan yang ada pada busana ini, Arifah, mahasiswi Program Studi Teknik Busana mendesain busana pesta malam dengan sumber ide  motif  cual  dalam Upacara Sepintu Sedulang yang ditampilkan  pada  pagelaran  busana  ”Folkloric Nusantara” yang diselenggarakan beberapa bulan lalu yang mana merupakan suatu  pagelaran  busana  yang  diadakan  oleh  mahasiswa  Pendidikan Teknik Busana  dan Teknik  Busana yang merangkap  sebagai  desainer  dan  panitia pagelaran busana.

Kepada redaksi Web, Arifah menjelaskan bahwa Upacara Sepintu Sedulang yang mempunyai makna persatuan dan kesatuan serta gotong royong.  Ritual ini adalah salah satu kegiatan penduduk pulau Bangka pada waktu pesta kampung dengan membawa dulang berisi makanan untuk dimakan tamu atau siapa saja di balai adat. Pada saat upacara, masyarakat Bangka menggunakan kain khas daerah Bangka Belitung yaitu kain Cual. Tenun cual merupakan perpaduan  antara  teknik  tenun  ikat,  namun  yang menjadi  ciri  khasnya adalah  susunan motif  menggunakan  teknik  tenun  ikat.  Tenun  cual  sangat  terkenal  karena tekstur kainnya yang begitu halus, warna celupan benangnya  tidak berubah, dan ragam motif seakan timbul  jika dipandang dari kejauhan.

“Maka dari itu, saya  ingin memperkenalkan  keindahan  kain  cual  ke masyarakat  umum,  sehingga  yang dikenal dari daerah Bangka Belitung bukan hanya keindahan daerahnya saja,” tegasnya
Mahasiswi angkatan 2008 ini menjelaskan, dalam  proses  pembuatan  busana  pesta malam  untuk  remaja  dengan sumber  ide  upacara  sepintu  sedulang  Bangka  Belitung  ini,  secara  umum dikelompokkan menjadi  tiga  tahap  yaitu  :  tahap  persiapan,  pelaksanaan,  dan evaluasi. Tahap  persiapan mulai  dari mencari  reverensi sesuai  tema,  mengidentifikasi  sumber  ide,  dan menciptakan  desain  busana. Kemudian pada tahap Pelaksanaan  meliputi  pembuatan  desain  kerja  busana,  pengambilan ukuran, pembuatan pola busana, perancangan bahan dan harga, penyusutan bahan,  peletakan  pola  pada  bahan,  pemotongan  bahan  utama  dan  furing, pemberian  tanda  jahitan,  menjelujur,  passen  I,  memperbaiki  passen  I, menjahit,  memasang  hiasan  pada  busana,  passen  II,  memperbaiki kekurangan passen  II dan penyelesaian keseluruhan.

Sedangkan tahap Evaluasi  terdiri dari dua macam yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses yang terdiri  dari  passen  I  dan  passen  II,  yang  bertujuan  untuk  mengetahui ketepatan  letak  bagian  –  bagian  busana.  Sedangkan  evaluasi  hasil merupakan  penyelesaian  terakhir  sebelum  busana  dipresentasikan  dalam pagelaran  busana.  Sehingga  hasilnya  berupa  gaun  dengan  tekstur  lipit  – lipit  menggunakan  sistem  drapping  dan  hiasan  busana  berupa  manik  – manik.(haryo)