Indonesia
English
Kelompok Wanita Tani (KWT) Banjar Mawar merupakan kelompok ibu-ibu pembuat pathilo di Dukuh Keruk III, Banjarejo, Kapanewon Tanjungsari. Pathilo merupakan produk makanan khas Gunungkidul yang menyerupai rengginang dan dibuat dari singkong yang diberi bumbu bawang putih dan garam, berbentuk bulat, berwarna putih, rasa gurih, dan tekstur renyah. Permasalahan yang dihadapi oleh KWT Banjar Mawar antara lain pada: 1) aspek produksi: mutu bahan baku berfluktuasi, belum ada standar proses produksi pathilo, dan belum menerapkan cara produksi pangan yang baik; 2) aspek produk: ukuran dan volume pathilo bervariasi dan terlalu besar, komposisi gizi pathilo didominasi oleh karbohidrat, belum mencantumkan informasi nilai gizi, kemasan dan labeling masih sederhana dan belum sesuai dengan peraturan BPOM; 3) aspek pemasaran dan sumber daya manusia (SDM): pemasaran masih terbatas, belum mempunyai pengetahuan dan keterampilan untuk menerapkan teknologi tepat guna pada produksi dan pengemasan pathilo, higiene sanitasi, manajemen usaha, dan pemasaran (digital marketing).
Untuk mengatasi permasalahan pathilo di KWT Banjar Mawar, maka tim dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta yang terdiri dari Dr. Nani Ratnaningsih, S.T.P., M.P., Dr. Ir. Mujiyono, S.T., M.T., W.Eng., IPU., ASEAN.Eng, Prof. Dr. Dra. Marwanti, M.Pd., Nova Suparmanto, S.Pd., M.Sc., dan Luthfi Riyadh Rahman, S.Pd., M.Pd.. memberikan solusi berupa pendampingan produksi dan pemasaran pathilo sehat. Permasalahan aspek produk diatasi dengan pendampingan pengemasan pathilo mentah dan matang dengan kemasan dan labeling sesuai dengan peraturan BPOM. Permasalahan aspek pemasaran diatasi dengan solusi pendampingan untuk pengurusan perizinan P-IRT dan halal serta pemasaran secara langsung maupun online (digital marketing). Kegiatan pendampingan ini dibantu oleh mahasiswa Pendidikan Tata Boga, yaitu Daniya Nadiya Adila, Reza Oktavianti, dan Maynar Nindya Fernanda.
Kegiatan PkM Mbangun Desa tahun 2024 yang merupakan kelanjutan PkM Mbangun Desa tahun 2023 ini dapat memperbaiki produk, proses produksi, pengemasan, dan pemasaran pathilo yang diproduksi oleh KWT Banjar Mawar. Inovasi produk pathilo dengan menggunakan ikan dan rumput laut Ulva lactuca dapat meningkatkan nilai gizi pathilo, khususnya pada kadar protein, serat pangan, kalsium, dan zat besi. Pathilo matang dengan substitusi ikan nila dan rumput laut Ulva lactuca sebagai inovasi produk pathilo berpeluang untuk membantu dalam program penurunan kasus anemia dan stunting di Kabupaten Gunungkidul, khususnya Kapanewon Tanjungsari, karena mengandung protein, kalsium, dan zat besi yang dibutuhkan oleh anak-anak, remaja putri, dan ibu hamil.
Hasil kegiatan PkM menunjukkan pendampingan produksi pathilo dengan substitusi ikan dan rumput laut Ulva lactuca di KWT Banjar Mawar dilakukan dengan perbaikan kemasan pathilo mentah menggunakan kantong plastik PP 05 ukuran 1 kg dengan berat produk 200 g. Kemasan pathilo matang menggunakan standing pouch paper metal berukuran 19x28,5 cm, warna dominan hijau, dan berat bersih 100 g. Informasi pada label kemasan pathilo matang meliputi nama produk; merk produk Pathilo-ku; klaim produk; berat bersih; nomer perizinan (P-IRT dan sertifikat halal); komposisi bahan; informasi nilai gizi, varian produk; nama dan alamat produksi; nomer WhatsApp bisnis; binaan; cara menikmati; kode produksi; dan tanggal kadaluwarsa. Pendampingan pemasaran pathilo dilakukan dengan penentuan harga jual dan pembuatan akun WhatsApp bisnis dan Google bisnis. Harga jual pathilo mentah sebesar Rp 7.000 per kemasan (@ 200 gram) dan pathilo matang sebesar Rp 12.000 per kemasan (@ 100 gram). Ada peningkatan pengetahuan dan keterampilan anggota KWT Banjar Mawar dalam proses produksi dan pemasaran pathilo mentah dan matang. Luaran kegiatan PkM Mbangun Desa ini terdiri dari: 1) luaran wajib meliputi publikasi di jurnal nasional terakreditasi, naskah kerja sama, poster kegiatan, dan video kegiatan yang diupload di YouTube akun Boga UNY dengan link https://youtu.be/FheiXVuLuEM; serta 2) luaran tambahan meliputi publikasi di media massa elektronik, serta peningkatan kualitas dan kuantitas produk.