Pelatihan kreasi nasi berwarna bagi ibu-ibu PKK sekitar UNY

Sisi positif dari Pandemi Covid-19 adalah berkembangnya bisnis dan kreativitas skala rumah tangga dalam merintis bisnis kuliner berbasis online. Rice bowl termasuk salah satu jenis usaha makanan baru dengan modal kecil yang cocok bagi perintis bisnis kuliner. Titin Hera Widi Handayani, M.Pd., dosen Program Studi Pendidikan Tata Boga Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta menuturkan bahwa berdasarkan hasil penelusuran Google tanggal erdapat sekitar 331.000 penjual rice bowl di area Yogyakarta. 

“Bila mengacu pada data tersebut, jumlah pelaku usaha rice bowl sudah banyak sehingga perlu strategi khusus agar bisa bertahan bahkan meningkatkan omzet penjualannya,” tutur Titin.

“Berdasarkan hasil penelusuran ulasan pembeli tanggal sebagian besar belum ada rating berbintang 5 (*****) pada produk rice bowl yang artinya belum ada produk yang mendapat nilai maksimal sesuai harapan pelanggan,” lanjutnya.

Melihat fakta ini Titin bersama tim dosen lain yakni Prof. Dr. Endang Mulyatiningsih, Kurni Marifa, M.Pd., Thyara Mahanani, M.Pd. melaksanakan  Program Dosen Berkegiatan Keluar Kampus menawarkan solusi kreasi nasi berwarna yang dikombinasi dengan lauk kering dan garnish yang menarik untuk difoto dan dipasarkan.

“Kreasi warna menggunakan bahan alami seperti buah naga untuk warna merah, bunga Talang mengashilakan warna biru, dan warna kuning dari kunyit,” ungkapnya.

Program ini juga didukung oleh tiga mahasiswa yang terintegrasi dengan kurikulum merdeka belajar pada kegiatan asistensi mengajar yang dapat ditukar dengan 2 jam tatap muka pada mata kuliah Pembelajaran Mikro. 

“Program diikuti oleh 10 anggota masyarakat di sekitar kampus UNY Karangmalang yaitu ibu-ibu PKK pedukuhan Karang Gayam, kelurahan Catur Tunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.

“Program ini juga menjadi sarana dalam menyampaikan beberapa hasil penelitian terkini antara lain: bisnis kuliner online yang perlu melakukan strategi bisnis dengan cara  diferensiasi produk; varian menu baru; mutu pelayanan kepada konsumen; pengamatan terhadap tren makanan cepat saji yang sesuai keinginan dan kebutuhan konsumen yang terus berubah-ubah,” beber Titin.

“Selain itu pelaku usaha kuliner juga perlu membuat diversifikasi atau inovasi produk berupa makanan sehat dan frozen food, dan meningkatkan kualitas produk,” tutup Titin.