Pengembangan Mesin Penyangrai Biji-Bijian oleh Mahasiswa Prodi Teknik Mesin

Mahasiswa Prodi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, Ivan Sofyan, Gusti Bagus Jaya dan Satria Bekti Santosa, mengembangkan suatu mesin penyangrai biji-bijian dalam rangka menyelesaikan Tugas Akhir mereka. Mesin yang pernah meraih juara III dalam ajang Mechanical Expo yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Mesin FT UNY pada Sepetember 2011 ini diharapkan dapat membantu para pelaku industri kecil dan menengah dalam pemenuhan kuantitas dan kualitas produksi dengan pelayanan yang lebih mudah dan cepat.

Ivan, salah satu anggota kelompok menuturkan bahwa latar belakang pembuatan mesin dibawah bimbingan dosen Fakultas Teknik, Subiyono, M.P ini adalah karena kelompoknya melihat saat ini banyak pengolahan makanan yang berasal dari bahan baku biji-bijian yang diolah sedemikian rupa sehingga dihasilkan produk makanan ringan dan minuman, seperti kacang tanah, melinjo, kedelai, kacang ijo, biji kopi dll. “Makanan ringan, seperti kacang sangrai ini sekarang banyak digemari oleh sebagian besar masyarakat Indonesia karena kadar kolesterol yang terkandung di dalamnya sangat sedikit dibanding pengolahan yang menggunakan minyak, namun sekarang masih banyak industri skala rumah tangga dalam proses penyangraian biji-bijian yang masih menggunakan cara konvensional dan peralatan tradisional yang berupa tungku, wajan, dan pengaduk”, jelasnya

“Cara tersebut jelas kurang efisien karena pengolahan yang dilakukan akan membutuhkan waktu yang lama, sehingga akan berpengaruh terhadap hasil produksi”, imbuhnya.
Ivan menjelaskan kelebihan produknya dibandingkan mesin-mesin penyangrai yang sudah ada adalah mesin mereka yang ergonomis dengan dimensi yang nyaman bagi operator dan mudah disesuaikan dengan ruang kerja mesin dengan panjang 1300 mm, lebar 800 mm dan tinggi  760 mm. “Waktu yang dibutuhkan untuk sekali siklus proses penyangraian kapasitas penuh ± 15 menit menyesuaikan jenis biji-bijian yang disangrai kemudian untuk konsumsi bahan bakar gas LPJ dan listrik juga cukup hemat karena dalam sekali siklus prosess penyangraian kapasitas penuh ± 0.8 kg, diukur dengan menimbang tabung gas LPG sebelum menyangrai dan sesudah digunakan untuk menyangrai sedangkan konsumsi listrik dalam sekali siklus prosess penyangraian kapasitas penuh ± Rp 1000,-, hal ini dapat dilihat dari meteran rumah tangga digital”,terangnya.

“Sementara kapasitas produksi untuk satu kali proses penyangraian dengan beban penyangraian maksimal sebesar 15 kg, sehingga diperoleh kapasitas rata-rata produksi maksimal 8 - 15 kg/15 menit atau sekitar 30 - 60 kg/jam sesuai jenis biji-bijian yang disangrai”, tuturnya.
“Kinerja mesin yang baik diharapkan mampu menumbuhkan minat konsumen terhadap mesin arena adanya keesuaian antara mutu dan harga yang ditawarkan. Dipasaran kami akan melepas mesin ini dengan kisaran harga, Rp. 2.500.000”, pungkas Ivan. (haryo)