Dua Emas dalam International Invention and Innovative Competition (InIIC) 2017, Malaysia

Tim Teknologi Informasi bidang 2 UKM Rekayasa Teknologi, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) berhasil meraih dua medali Emas dalam ajang International Invention and Innovative Competition (InIIC) yang diselenggarakan oleh Perpustakaan Negara Malaysia yang bekerjasama dengan University of Malaya dan MNNF.

Kegiatan ini akan diselenggarakan pada tanggal 6-7 Mei 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia. Pada ajang ini, UNY menerbangkan 2 tim untuk berkompetisi.

Tim 1 berangggotakan Hernawan Prabowo (Pendidikan Teknik Elektronika), Deni Kurnianto Nugroho (Pendidikan Teknik Informatika), Anjasmoro Adi Nugroho (Pendidikan Teknik Informatika), Rifaldy Fajar (Matematika) dan Thifli Habibi Nur Salim Nava (Pendidikan IPA).

Sedangkan Tim 2 beranggotakan Singgih Bekti Worsito (Pendidikan Teknik Mekatronika), Hernawan Prabowo (Pendidikan Teknik Elektronika), Linda Noviasari (Pendidikan Teknik Elektronika), Lailaturrahmi Ramadhani (Pendidikan Teknik Boga) dan Lina Ambarwati (Pendidikan Bahasa Inggris) kedua tim tersebut berhasil meraih 2 medali emas.

Karya pertama adalah toilet cerdas pendeteksi tingkat dehidrasi melalui warna urine berbantuan Internet of Things (IoT) sebagai solusi dini pencegahan penyakit dehidrasi, sdangkan yang kedua merupakan Sistem monitoring dan pengendali jarak jauh tingkat kelembaban tanah lahan pertanian berbasis Internet of Things (IoT) untuk mewujudkan kedaulatan pangan Indonesia.

Acara ini diikuti oleh lebih dari 150 inventor dari beberapa negara, diantaranya adalah Malaysia, Indonesia, Taiwan, Thailand, Singapura, India, Korea dan beberapa negara lainnya. Terdapat empat kategori yang dinilai, meliputi Professional Education & Social Science, Professional Science & Engineering, Higher Institution Students dan School Student.

Singgih, salah satu anggota tim menceritakan bahwa pada kompetisi ini terdapat pesaing yang kalangan dosen, aktivis dan praktisi yang sudah ahli di bidangnya. “Bahkan tim kami merupakan salah satu tim termuda diantara kontestan lainnya,” kenang Singgih.

Singgih menambahkan bahwa lomba ini berkonsep presentation and exhibition, dimana semua peserta diberikan fasilitas berupa stan untuk gelar produk. “Perangkat yang harus disediakan dalam ajang ini adalah poster, artikel, produk inovasi, dan alat-alat penunjang lainnya seperti foto-foto alat dan sertifikat pendukung,” imbuhnya.

“Penjurian dilakukan dengan cara presentasi dan tanya-jawab menggunakan Bahasa Inggris dengan dua orang juri seputar deskripsi karya, biaya produksi, implementasi, dan potensi paten,” lanjutnya.

Sementara itu Linda Noviasari menjelaskan bahwa dalam meraih suatu pencapaian bukan suatu hal yang mudah bagi tim. “Perjuangan dimulai dari pencarian event, proses pengiriman abstrak, penyusunan proposal, pembuatan alat, uji coba dan validasi ahli yaitu dosen, hingga saat presentasi yang semuanya mengorbankan waktu, tenaga, dan biaya yang tidak sedikit,” ujarnya.

“Kami sangat bersyukur atas pencapaian ini, kami berterimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan mendoakan kami, dan semoga event perlombaan seperti ini nantinya bisa bermanfaat bagi para peserta terkait dengan kompetisi Internasional dan masyarakat luas terkait dengan implementasi dari produk-produk yang dibuat oleh mahasiswa,” tutup Linda.