Penyegaran Strategi dan Metode Pembelajaran

Bila mengacu pada Permendikbud, ada sembilan aspek dalam pembelajaran perguruan tinggi dengan 7 aspek utama yang harapannya ketika kita sebagai pengajar dalam mendesain pembelajaran mesti merujuk pada aspek-aspek ini yakni intrektif, holistik, interaktif, saintifik, kontekstual dan tematik, kolaboratif, serta berpusat pada mahasiswa. Demikian disampaikan Dr. Sunaryo Soenarto, M.Pd., dalam pembukaan presentasinya kala menjadi narasumber dalam Webinar Series #2 Pengembangan Kapasitas Dosen Fakultas Teknik UNY 2021 yang diselenggarakan Pusat Sumber Belajar FT UNY (12/08/2021).

Sunaryo melanjutkan bahwa ada tiga elemen dalam desain pembelajaran yang berawal pada capaian pembelajaran (CP) atau tujuan pembelajaran. “Pada Rencana Pembelajaran Semester kita telah dibuat berjenjaang yakni dari CP lulusan Program Studi kemudian dijabarkan menjadi CP mata kuliah dan setiap mata kuliah akan dijadikab sub-sub utuk tiap pertemuan atau beberapa pertemuan,” ujarnya.

“Dari tujuan tersebut lah akan tersedia akses pada pembelajaran yang terkandung strategi dan metode pembelajaran. Kemudian, dari proses pembelajaran tersebut kita lakukan evaluasi,” terang Sunaryo.

“Dengan mempehatikan hal-hal tersebut kala mendesain perkuliahan manfaat yang akan diperoleh tidak lain untuk memfasilitasi mahasiswa dalam proses belajar memahami, menghayati, berkarya hingga melakukan kegiatan nyata yang tentu sangat relevan dengan pendidikan vokasi yang ditonjolkan di FT UNY,” beber Sunaryo.

“Selanjutnya dengan menyesuaikan metode, media dan sumber belajar terutama dalam masa pandemic Covid-19 ini diharapkan kita bisa menyuguhkan pengalaman belajar yang kongkrit, luas dan mendalam,” imbuhnya.

Berkaitan dengan hal diatas perlu kita pastikan dlu tujuan kita dalam pembelajaran bila kita akan ingin mentransfer pengetahuan maka alternatif metodenya adalah ceramah, tanya jawab, brainstorming dan seminar sedangkan pada pengembangan keterampilan metodenya mencakup demonstrasi, eksperimen dan simulasi.

“Dalam pembentukan sikap bisa dengan ceramah, tutorial dan role-playing sedangkan pemecahan masalah adalah diskusi dan tugas mandiri. Semakin metode itu meruncing tentu akan makin meningkatkan partisipasi mahasiswa,” ungkapnya.

“Dari proses tersebut kita juga mesti memahami tentang pendekatan yang merupakan pandangan, filosofis atau hakikat teoritis pembelajaran yang kemudian turun pada strategi yang berisi konsep atau rencana secara utuk lalu metode yang mencakup prosedur/kerangka proses dalam pembelajaran dan yang paling bawah adalah teknik dan taktik yang merupakan hal unik tiap pengajar yang menjadi cara khas yang operasional dalam pembelajaran,” jabar Sunaryo.

“Pembelajaran di masa pandemi yang paling dibutuhkan adalah pembelajaran yang mesti dapat diakses melalui handpone atau laptop, serta respon yang cepat dan tugas dapat ditentukan, kemmapuan sinkron maupun asinkron,” tutupnya.