Pengembangan Wirausaha Berbasis Pangan Lokal tuk Dukung Potensi Pangan Lokal Indonesia

Indonesia memiliki potensi bahan pangan lokal yang sangat besar dan dapat diolah untuk memenuhi keutuhan gizi. Sayangnya, potensi pangan lokal tersebut belum dapat dimanfaatkan dengan baik. Untuk meningkatkan potensi pangan lokal, prodi S2 Pendidikan Kesejahteraan Keluarga FT UNY menyelenggarakan webinar nasional dengan judul “Pengembangan Wirausaha Berbasis Pangan Lokal” pada Selasa (06/04/2021). Materi dalam webinar ini disampaikan oleh Prof. Dr. Mutiara Nugraheni, M.Si, Guru Besar Fakultas Teknik UNY dan Dr. Sri Subekti, M.Pd., dari Universitas Pendidikan Indonesia. Selain itu, juga meghadirkan Fatma Aisyah, S.Pd. alumni PTBB FT UNY sebagai narasumber yang berpengalaman dalam wirausaha di bidang pangan.

Di mana pun dan kapan pun, manusia sangat membutuhkan makanan karena makanan merupakan hak asasi manusia dan tidak  bisa digantikan dengan yang lain. Oleh karena itu, pangan merupakan komponen dasar untuk pembentukan sumber daya manusia¸ artinya, apabila pangan itu berkualitas maka kita akan mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dampaknya, pembangunan sumber daya manusia dapat berjalan dengan baik. 

Indonesia memiliki kekaayaan nomor dua di dunia yang memiliki keragaman hayati. Indonesia memiliki 77 jenis pangan sumber karbohidrat, 75 jenis pangan sumber protein, 110 jenis rempah dan bumbu, 389 jenis buah-buahan, 228 jenis sayuran, 26 jenis kacang-kacangan, dan 40 jenis bahan minuan, tetapi hal tersebut belum dimafaatkan secara optimal di Indonesia. Oleh karena itu, diperlukannya kemampuan untuk mengoptimalkan potensi pangan di Indonesia. “Belum adanya keragaman dalam konsusi pangan di Indonesia, dampaknya Indonesia mengalami obesitas, anemia dan stunting.” ujar Prof. Mutiara. 

Dalam pengembangan pangan berbasis potensi lokal ini diperlukan sentuhan inovasi dengan memerhatikan mutu, gizi, dan keamanan. Sehingga, produk pangan tersebut dapat diterima konsumen dan diharapkan dapat menjadi pangan lokal yang memiliki daya saing dengan pangan hasil produk luar negeri. Selain itu, dengan adanya pengembangan pangan berbasis potensi lokal, diharapkan dapat merealisasikan program pemeritah dalam Making Indonesia 4.0, yang mana terdapat lima program unggulan pemerintah, salah satunya yaitu food and beverages. Dalam program pemerintah ini, diharapkan pada tahun 2030 Indonesia dapat menjadi eksportir food and beverages 30% di Asia. (Nurul_HumasFTUNY)