Penandatanganan MoU antara Garuda UNY Racing Team dan LMHK 9999

Selasa 12 Mei 2015. Garuda UNY Racing Tim (GURT) dan LMHK 9999 (Logam Mulia Herianto Kurniawan) melakukan kerjasama dengan penandatanganan memorandum of understanding (MoU). Kerjasama tersebut berbentuk dukungan sponsorship LMHK 9999 untuk GURT yang akan mengikuti dua kompetisi internasional bulan Mei dan September mendatang. Berlangsung di ruang dekan Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), penandatanganan tersebut diwakili oleh Dekan FT UNY Dr. Bruri Triyono, M.Pd. dan R. Herianto Kurniawan, MBA atau yang lebih akrab disapa Koh Bing selaku pemilik LMHK 9999. Kerjasama ini tak lepas dari peran serta Eko Hariadi yang merupakan alumni Pendidikan Teknik Otomotif UNY. Dalam acara tersebut hadir pula advisor tim mobil UNY yaitu Dr. Zainal Arifin, M.T, Moch. Solikin, M.kes dan Muhkamad Wakhid, M.Eng.

Koh Bing mendukung penuh kegiatan tim mobil UNY. Keikutsertaan tim mobil UNY dalam 2015 International Student Green Car Competition (ISGCC) dan 2015 Student Formula Japan (SFJ) telah membuktikan bahwa mereka tidak hanya jago berteori saja namun dapat menghasilkan sesuatu dari teori yang didapatnya dari bangku kuliah. “Orang pintar bukan hanya orang yang nilainya bagus di sekolah atau kuliah saja. Mereka yang pintar adalah yang bisa mengatasi tantangan hidup. Mahasiswa-mahasiswa ini sudah mampu menjawab tantangan dengan menciptakan mobil yang ramah lingkungan” Ujarnya

Dalam kesempatan itu, Dr. Bruri Triyono, M.Pd. juga mengungkapkan tentang gagasan technopreneurship. Sekarang ini mahasiswa diarahkan untuk menjadi entrepreneur muda yang bergerak di bidang teknologi. Saat lulus nanti mahasiswa tidak lagi  dituntut untuk dapat bekerja sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuninya di bangku kuliah namun juga diarahkan untuk dapat menciptakan lapangan pekerjaan.  “Setelah menamatkan kuliahnya nanti, mahasiswa-mahasiswa ini diharapkan dapat menjadi engineer yang juga mampu menciptakan lapangan pekerjaan. Kemampuan mereka dalam membuat mobil diharapkan untuk dapat berkembang. Gagasan technopreneurship bukan untuk teknologi tinggi. Mahasiswa menciptakan teknologi sederhana yang dibutuhkan oleh banyak orang.” tandasnya