Skip to main content

   Indonesia   |    English

Home

Main navigation

  • Beranda
  • Profil FT
    • Sejarah FT
    • Visi dan Misi
    • Pimpinan
    • Dosen dan Karyawan
    • Renstra FT UNY 2020-2025
    • VIRTUAL TOUR
  • Program Studi
    • S1 Pendidikan
      • Pendidikan Teknik Elektro
      • Pendidikan Teknik Mekatronika
      • Pendidikan Teknik Elektronika
      • Pendidikan Teknik Informatika
      • Pendidikan Teknik Otomotif
      • Pendidikan Teknik Mesin
      • Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan
      • Pendidikan Tata Boga
      • Pendidikan Tata Busana
    • S1 - Teknik
      • Teknik Manufaktur - S1
      • Teknik Elektro - S1
      • Teknik Sipil - S1
      • Teknologi Informasi - S1
      • Teknik Industri - S1
      • Arsitektur - S1
    • S2 - Magister Pendidikan
      • S2 - Pendidikan Teknik Elektro
      • S2 - Pendidikan Teknik Elektronika dan Informatika
      • S2 - Pendidikan Teknik Mesin
      • S2 - Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
    • S3 - Ilmu Teknik
  • Akademik
    • Permohonan Ijin Observasi
    • Permohonan SK Ujian TAS/PA
    • Permohonan SK Pembimbing TAS/PA
    • Permohonan Bebas Teori
    • Permohonan Ijin Penelitian TAS/PA
    • Permohonan Surat Tugas/Ijin Dosen/Tendik
    • Permohonan Surat Permohonan Praktik Industri ke Industri
    • Permohonan Surat Tugas Praktik Industri bagi Mahasiswa
    • Permohonan Surat Ucapan Terima Kasih pada Industri Tempat PI
  • Event
    • SEMINAR INTERNASIONAL ELINVO
    • SEMINAR INTERNASIONAL ICOVEMAT
    • SEMINAR INTERNASIONAL ICSI
    • SEMINAR INTERNASIONAL ICTVT
    • SEMINAR NASIONAL SNPT
    • SEMINAR NASIONAL SNPTE
  • Jurnal
    • Dinamika
    • Edukasi Elektro
    • Elinvo
    • Home Economics
    • Inersia
    • JEATech
    • JPTK
    • Vokasi Otomotif
  • Library FT
  • Links
  • Penjaminan Mutu
  • SIM UNY
  • PPID
    • Profil
    • Struktur
    • Formulir
    • Administrasi Akademik
    • Tata Cara
      • Permohonan Informasi
      • Pengajuan Keberatan
      • Pengaduan Penyelesaian Sengketa
      • Pengaduan Penyalahgunaan
      • Penyelesaian ke Komisi Informasi
    • Jadwal Layanan
    • Informasi Publik
      • Daftar Informasi Publik
      • Informasi Berkala
      • Informasi Setiap Saat
  • ZI - WBK

Lurik Indonesia, Berkembang Mengikuti Zaman

By admin | 1:20 PM WIB, Wed August 10, 2022

Indonesia merupakan negara yang memiliki beragam suku bangsa, adat istiadat dan budaya. Masing-masing memiliki ciri khas dalam menunjukkan identitasnya. Salah satunya adalah cara berpakaian dan pakaian adat yang dikenakan. Keanekaragaman tersebut menunjukkan melimpahnya seni dan budaya di setiap daerah di Indonesia. Begitu juga dengan masyarakat Jawa khususnya yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Masyarakat Jawa memiliki kain tradisional yang khas, yaitu Batik dan Lurik. Menurut dosen Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana Fakultas Teknik UNY Afif Ghurub Bestari, M.Pd lurik berasal dari bahasa Jawa lorek atau larik yang artinya garis. “Lurik, sesuai dengan namanya yang di beberapa daerah juga disebut Larik atau Lorek, melambangkan kesederhanaan, kejujuran, pengarahan, kebijaksanaan dalam berpikir, bahkan sampai pada kekuatan. Lurus dan kuat seperti garis” katanya, Senin (8/8) di UNY. Tidak hanya itu, setiap ukuran garis, warna dan corak juga mengisyaratkan kedalaman selera dan pola pikir masyarakat Jawa. Kain lurik yang dihasilkan dari proses menenun ini pada mulanya menjadi bahan pakaian bagi masyarakat Jawa, mulai dari masyarakat awam. Selain itu, kain lurik juga digunakan sebagai selendang, baik sebagai kemben (pakaian wanita pada bagian atasnya yang hanya dililitkan saja), maupun sebagai alat untuk membawa (menggendong suatu benda atau anak dengan menempelkan kain lurik pada bahu).

Pria kelahiran 23 Mei 1970 tersebut memaparkan, sebagai bukti lain bahwa lurik sudah ada sejak zaman dahulu, yaitu penggambaran kain lurik pada relief candi Borobudur. Selain itu, terdapat pula Prasasti Raja Erlangga di Jawa Timur. Prasasti tersebut menyebutkan bahwa kain Tuluh Watu merupakan salah satu nama dari kain Lurik, yaitu kain dengan motif sederhana juga dipercaya sebagai simbol harapan, nasehat dan kekuatan. Karena itulah kain lurik juga dikaitkan dengan makna pengobatan dan penyembuhan. Sehingga pada zaman dahulu banyak penjual jamu yang menggunakan atau memakai kain lurik.

Afif Ghurub Bestari menjelaskan ada beberapa motif lurik yang terkenal di DIY diantaranya Udan Liris. Dalam bahasa Jawa Udan Liris berarti Hujan Gerimis. Garis-garis yang terdapat pada motif lurik tidak sama ketebalannya, namun ada bagian-bagian tertentu yang samar-samar menghilang, begitu juga dengan jatuhnya rintik hujan. Sama seperti hujan yang diharapkan turun di lahan pertanian, motif ini melambangkan kesuburan dan kemakmuran. Sedangkan motif Kluwung memiliki garis-garis lebar dengan berbagai warna. Lurik ini dipercaya sebagai repellant (penolak bahaya) atau untuk meminimalisir aura negatif, sehingga muncul aura positif. “Masih ada juga motif sapit urang yang merupakan simbol taktik pertempuran. Oleh karena itu sering digunakan untuk pakaian tentara. Garis geometris lurus kanan dan kiri diharapkan menjadi fokus pada gawang” katanya. Menurut Afif ada motif lurik Tumbar Pecah dimana tumbar atau ketumbar ini adalah salah satu rempah-rempah di Indonesia. Tumbar berbentuk bulat tetapi memiliki serabut lurus. Sehingga jika dibelah akan berbentuk seperti pertemuan garis lurus yang berbeda arah. Selain itu, jika pecah, tumbar mengeluarkan aroma yang harum. Untuk itulah mereka yang memakai motif ini diharapkan menjadi orang yang berguna dan mampu mengharumkan nama bangsa.

Dua motif lurik yang lain adalah Telupat dan Tuluh Watu. Menurut Magister lulusan Pascasarjana UNY itu motif Telupat memiliki arti Telu (Jawa) yang berarti tiga, dan Papat (Jawa) yang berarti empat. Sampai jumlahnya Pitu, atau tujuh. Pitu, diartikan sebagai Pitulungan (pertolongan) dari Tuhan, dan Pitutur (nasihat) untuk kebaikan. Sehingga diharapkan kehidupan pemakai Lurik Telupat selalu diberkati, dan sejahtera. Sedangkan Tuluh Watu papat diartikan sebagai batu yang bersinar atau kuat. Karena Watu berarti batu, dan Tuluh berarti bersinar atau kuat. Itulah sebabnya kain ini menjadi simbol kekuatan, baik dalam menghadapi kehidupan, menjalani penghidupan, maupun simbol melawan kejahatan.

Afif mengatakan selain nama-nama motif lurik yang sudah ditulis sebelumnya, masih banyak jenis kain lurik lainnya. Dengan kemungkinan berkreasi dan berinovasi, kini muncul variasi-variasi baru seiring perkembangan motif lurik. Baik ukuran garis, kombinasi warna dan paduan, maupun ukuran benang tenun. “Jika ada yang beranggapan bahwa motif lurik monoton atau statis tidak variatif seperti kain tenun lainnya itu kurang tepat. Karena justru dengan motif garis-garis memudahkan untuk membuat berbagai desain. Termasuk dipadukan dengan tenun lain dan kain lainnya” kata Afif. Namun dari aspek budaya, jika yang digunakan adalah menenun motif tertentu, tetap perlu dipahami makna dan filosofi di dalamnya.

Sebagai warisan budaya bangsa Indonesia, tentunya warga negara Indonesia wajib menjaga keberadaan kain lurik dan mengembangkannya. Untuk itu Afif mengajak generasi muda Indonesia berupaya untuk selalu memberikan edukasi kepada masyarakat tentang keberadaan kain lurik, termasuk makna di dalamnya, dan bukan hanya kain bergaris. Juga meningkatkan produksi serta solusi pemasaran sekaligus menciptakan inovasi baru dan lebih sering berpartisipasi dalam pameran tekstil dan peragaan busana. Harapannya dengan upaya tersebut, kain lurik akan selalu terjaga eksistensinya sebagai warisan budaya bangsa Indonesia dan bisa terkenal di seluruh dunia seperti halnya kain Batik pendahulunya. (Dedy)

 

 

Berita Lain

  • Kuliah di S2 Pendidikan Teknik Mesin Kedepankan Blended Learning
    05/17/2022 - 12:29
  • Robot Tari dan Mobil Hybrid Ramah Lingkungan Lengkapi Pameran Virtual Jogja Museum Expo Festival Museum Yogyakarta
    11/17/2021 - 14:30
  • PERKENALKAN KARYA MAHASISWA MELALUI KONSER BERTAJUK “REVOLOGIE”
    11/11/2019 - 13:00
  • Mahasiswa Mesin Pamerkan Karya Teknologi
    02/11/2020 - 10:09
  • Kerjasama Inovatif Antara Pendidikan Teknik Elektro UNY dan PT. LG Electronic Indonesia
    08/15/2023 - 12:02
  • Hasil Asesmen AUN-QA Terbit, FT UNY Miliki 2 Prodi Dengan Pengakuan Internasional
    06/30/2020 - 12:24
  • FLYING ROBOT TEAM OF YSU WON TWO KRTI PLANE DIVISION 2019
    02/28/2020 - 18:06
  • Kuota Program S2 Fakultas Teknik UNY Masih Tersedia
    07/03/2021 - 05:05
  • URBAN ETANOL COMEBACK, GARUDA UNY TEAM MEMBOYONG 2 PENGHARGAAN SEKALIGUS
    10/02/2019 - 09:39
  • Tim Garuda UNY Adakan Virtual Launching Mobil Garuda UG-20
    03/02/2021 - 12:08

Video Safety Briefing K3 FT UNY

Video Profil FT

Virtual Tour Fakultas Teknik UNY

Fakultas

  • Fakultas Ilmu Pendidikan
  • Fakultas Bahasa, Seni, dan Budaya
  • Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
  • Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
  • Fakultas Teknik
  • Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan
  • Fakultas Ekonomi dan Bisnis
  • Fakultas Kedokteran
  • Fakultas Vokasi
  • Fakultas Psikologi
  • Fakultas Hukum
  • Sekolah Pascasarjana

Organisasi Mahasiswa

  • BEM FT
  • HIMA MESIN
  • HIMA OTOMOTIF
  • HIMA ELEKTRO
  • HIMANIKA
  • HMTSP
  • HIMAGANA
  • UKMF FENOMENA
  • UKMF KMM
  • UKMF MATRIKS
  • UKMF KPALH CARABINER
  • UKMF OLAHRAGA
  • UKMF UNYTechTV

 

 

Bagian dan Sub Bagian

  • Subag Akademik
  • Subag Keuangan dan Akuntansi
  • Subag Umum, Kepegawaian dan Perlengkapan
  • Subag Kemahasiswaan dan Alumni

Kontak Kami

Alamat : Kampus Karangmalang, Yogyakarta, 55281
Telp. (0274) 586168 psw. 1216,1276,1289,1292 (0274) 586734 Fax. (0274) 586734
Help Desk (WhatsApp) : 0895-2919-9119 (Jam Kerja 08.00 - 15.30 WIB)
website : http://ft.uny.ac.id
e-mail: ft@uny.ac.id

 

Copyright © 2025

Developed & Designed by Tim Website UNY