Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Yogyakarta atau Lapas Wirogunan merupakan salah satu lapas yang berlokasi di Jalan Tamansiswa Nomor 6 Yogyakarta. Selama menjalani masa pidana di Lapas Kelas II A Yogyakarta, narapidana atau warga binaan pemasyarakatan (WBP) memperoleh pembinaan kemandirian dan kepribadian. Berdasarkan wawancara dengan Kepala Lapas IIA Yogyakarta Bapak Marjiyanto, A.Md.I.P, S.Sos. diketahui bahwa WBP perlu dibekali pengetahuan dan keterampilan, misalnya pengolahan pangan, sebagai bekal wira usaha saat nanti kembali ke masyarakat. Saat ini Lapas Kelas II A Yogyakarta sudah mampu memproduksi bakpia dengan merk Bakpia Mbah Wiro 378. Meskipun demikian, WBP di Lapas Kelas II A Yogyakarta masih membutuhkan pengetahuan dan keterampilan pengolahan pangan yang mempunyai nilai ekonomi seperti aneka sambal. Sambal merupakan produk olahan pangan yang sangat popular dan disukai oleh masyarakat Indonesia pada semua golongan status sosial.
Program Studi S1 Pendidikan Tata Boga sebagai salah satu program studi di Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta mempunyai peran strategis untuk berkontribusi pada pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan teknologi pengolahan pangan, termasuk pengolahan aneka sambal. Melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat skim Dosen Berkegiatan di Luar Kampus (PPM DLK) tahun 2025, tim dosen Pendidikan Tata Boga yang terdiri dari Dr. Nani Ratnaningsih, S.T.P., M.P., Dr. Ichda Chayati, S.T.P., M.P., Dr. Andian Ari Anggraeni, S.T., M.Sc., dan Dr. Dra. Rizqie Auliana, M. Kes. melakukan pelatihan pembuatan aneka sambal pada tanggal 29-30 Juli 2025. Kegiatan pelatihan aneka sambal mulai dari penjelasan teori pengolahan aneka sambal, pengemasan dan labeling, penentuan harga jual, dan pemasaran sampai dengan praktek pembuatan aneka sambal dan pengemasannya. Kegiatan ini dibantu oleh mahasiswa Pendidikan Tata Boga, yaitu Nabila Ainur Rahmah, Reza Octavianti, Ade Lutfi Firmansyah, dan Muthmainnah.
Hasil kegiatan PPM DLK ini berupa produk aneka sambal, yaitu sambal terasi, sambal bawang, sambal teri, dan sambal cumi. WBP juga memperoleh pengetahuan dan keterampilan pengolahan aneka sambal, pengemasan, labeling, dan penentuan harga jual yang dapat digunakan sebagai bekal wira usaha setelah kembali ke masyarakat. Pengemasan aneka sambal menggunakan botol PET dengan can sealer yang dihibahkan ke Lapas untuk keberlanjutan hasil kegiatan PPM.