Tim Dosen UNY-Kemendikbudristek Dampingi Pembuat Soun di Klaten

KLATEN - Melalui Program Kemitraan Masyarakat tahun anggaran 2022 dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tim dosen Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) (Dr Nani Ratnaningsih STP MP dan Dr Mujiyono ST MT WEng), melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat untuk meningkatkan mutu produk soun di Koperasi Adi Mulya Desa Manjung Kecamatan Ngawen Klaten, salah satu sentra soun (sejenin mie) di Jawa.

Dalam siaran pers yang diterima Kr, Selasa (29/11) dijelaskan, pengabdian yang juga sebagai perwujudan Tri Dharma perguruan tinggi ini diharapkan dapat meningkatkan mutu produk soun yang sudah diproduksi penduduk Desa Manjung sejak tahun 1950 an. Dampak yang diharapkan adalah peningkatan pangsa pasar produk soun sehingga dapat memunculkan icon pangan lokal khas Klaten dan meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya Desa Manjung, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten.

Kegiatan PKM ini dapat meningkatkan brand image soun dan memperluas pangsa pasar soun ke konsumen menengah ke atas. Selain itu dapat mendukung pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Universitas Negeri Yogyakarta, khususnya IKU 2 yaitu mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus, IKU 3 yaitu dosen berkegiatan di luar kampus, dan IKU 5 yaitu hasil kerja dosen digunakan oleh masyarakat.

Kegiatan PKM ini berkaitan dengan IKU 2 karena mahasiswa dilibatkan pada kegiatan PKM, yaitu penyiapan SOP, disain dan manufaktur alat cetak soun, disain kemasan dan labeling, dan disain digital marketing. Terkait dengan IKU 3, kegiatan PKM ini melibatkan dosen yang melakukan Tri Dharma perguruan tinggi berupa pengabdian kepada masyarakat di luar kampus sesuai dengan kompetensinya. Selanjutnya terkait dengan IKU 5 karena hasil karya dosen dan mahasiswa dapat digunakan langsung oleh masyarakat, yaitu pengusaha soun di Desa Manjung dan konsumen soun di seluruh Indonesia.

Hasil kegiatan PKM ini berupa SOP proses produksi soun yang terdiri dari persiapan pati aren, pencampuran pati aren dan air, pemasakan, pencetakan, pengeringan, penimbangan, dan pengemasan. SOP ini sudah didaftarkan HAKI nya di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kemenkumham dalam paten sederhana Nomor S00202212374.

Soun pati aren juga dianalisis komposisi gizinya yang terdiri dari kadar air 14,28%, abu 0,39%, protein 0,26%, lemak 0,70%, karbohidrat 81,40%, serat larut 5,61%, serat tidak larut 13,63%, serat total 19,23%, dan resistant starch 13,77%, dengan masa simpan 3-6 bulan. Komposisi gizi soun ini menunjukkan soun dapat diklaim sebagai produk tinggi serat pangan karena dapat memenuhi lebih dari 30% angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk serat pangan bagi konsumen umum. Kadar resistant starch (RS) atau pati resisten pada soun sebesar 13,77% dapat dikategorikan sebagai pangan tinggi RS sehingga baik untuk membantu memperbaiki respon glikemik dan menjaga kesehatan usus besar.

Desa Manjung merupakan salah satu sentra soun di Jawa. Soun merupakan sejenis mie yang transparan dan dibuat dari pati, misalnya dari pati kacang hijau, umbi (kentang, ubi jalar, ganyong, dan singkong), sagu, dan aren. Warga Munjung memproduksi soun sejak tahun 1950.

Sampai sekarang industri soun masih berproduksi dan mampu bersaing dengan produk pangan lainnya. Di Desa Manjung terdapat sekitar 70 pengusaha soun yang termasuk UMKM) dan sebanyak 30% dari jumlah penduduk Desa Manjung menggantungkan hidupnya pada pembuatan soun. Tiap hari para pengusaha soun mampu mengolah sekitar 200-300 kg pati aren menjadi 50-90 kg soun kering. Soun yang diproduksi dari Desa Manjung dipasarkan ke berbagai daerah di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, bahkan Indonesia bagian timur.